TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Viral oknum suporter liar rusuh memanjat dan menjebol jendela bangunan tangga Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang hingga tertangkapnya penjual tiket palsu laga home Sriwijaya FC disesalkan pengamat olahraga Dr H Syamsul Ramel MKes.
"Kita sangat menyayangkan bahwa kondisi Sriwijaya FC yang butuh dana besar terjadi pemalsuan tiket nonton. Harusnya seluruh komponen masyarakat itu saling mendukung bahwa bahwa Sriwijaya FC lagi membutuhkan dana yang masih harus disupport," ungkap Pengamat Olahraga Syamsu Ramel, Rabu (11/10/2023).
Ramel yang pernah menjabat Wakil Ketua Pengda PSSI Sumsel tiga periode dan pernah menjabat Sekretaris Pengda PSSI Sumsel mengatakan tentu pasti ada oknum-oknum yang berupaya mencari keuntungan di dalam suatu kegiatan. Untuk itu solusinya panitia harus kerja keras untuk mengclearkan dulu.
"Pertama, penonton yang memiliki barcode tiket itu yang boleh masuk ke seputaran pagar hitam perimeter sebelum masuk stadion itu perimeter. Setelah itu di dalam baru ada ditempatkan konter penukaran tiket," kata Ramel yang juga Dosen Program Studi Olahraga Unsri.
Baca juga: 3 Hari Diguyur Hujan Kondisi Udara di Lubuklinggau Kurang Sehat, Sekolah Tetap Tatap Muka
Kalau pertandingannya jam 15.00 berarti dari pukul 12.00 atau 13.00 sudah mulai dibuka. Kalau pertandingannya malam, berarti mulai bukanya dari sore sehingga ada waktu panitia untuk menyampaikan penukaran tiket itu. Sehingga yang sudah melakukan penukaran tiket itulah yang bisa masuk menyaksikan laga Sriwijaya FC di tribun stadion.
Menurut Ramel, penggunaan tiket nonton bola ini sudah biasa dipakai pada Piala Dunia. Tinggal discan, ditempelkan saja di barcode itu. Kalau dia sesuai dengan barcode, dia bisa masuk. Pebekannya memang panitia harus kerja keras kalau ingin kenyamanan dan kenyamanan setiap pertandingan laga home Sriwijaya FC.
"Tapi yang lebih penting kita mengharapkan kesadaran seluruh komponen masyarakat untuk membantu Sriwijaya FC agar kita bisa kembali lolos ke Liga 1. Mulai dari manajemen, masyarakat, harus punya kesadaran. Kemudian semua harus sama-sama serius untuk menatap Liga 1 ke depan," kata Ramel, Binpres KONI Sumsel.
Menyikapi dibebaskannya pelaku pemalsuan tiket nonton laga home Sriwijaya FC yang diperjualbelikan oleh oknum pegawai percetakan dan oknum suporter ini yang berujung damai, menurutnya harus disikapi dengan benar.
"Tergantung kesalahannya seperti apa yang harus dikroscek. Apakah memungkinkan untuk mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Ataukah harus sesuai dengan penegakan hukum yang berlaku karena melakukan pemalsuan barang yang kemudian diperjualbelikan itu kan sudah perbuatan kriminal. Tapi kalau bukan kriminal, bisa saja diberikan kesempatan untuk kesadaran dulu. Jangan sampai merugikan Sriwijaya FC dan pecinta Sriwijaya FC yang menjadi korban tiket palsu," pungkas Ramel yang berdarah Minangkabau.
Ketua Harian Singa Mania M Marwan juga sangat menyayangkan pihak panpel dan manajemen terhadap pelaku pemalsuan tiket sudah ditangkap dan berujung damai.
"Harusnya pelaku ditindak tegas karena akibat ulah dari mereka kami Singa Mania secara organisasi sangat dirugikan. Karena hasil dari penangkapan kemarin dikroscek kawan-kawan Korlap di lapangan itu lebih banyak tiket di tribun utara. Itu jelas merugikan bagi kami. Dan kami juga kecewa kenapa manajemen tidak memproses secara hukum," ungkap M Marwan.
Singa Mania juga mengkritik tiket yang dicetak oleh Panpel itu memang sangat rentan pemalsuan karena tiket cuma berupa kertas dan cap tanda tangan biasa.
"Kami mengkritik Panpel dan Manajemen di putaran ke dua harus segera evaluasi dari bentuk tiket. Kalau kita lihat di klub liga 2 lainnya sudah menggunakan tiket gelang, kita harus mencontoh itu karena tiket sudah lumayan cukup mahal harga Rp 40 ribu kalau cuma berupa kertas itu sangat tidak relevan dengan harga. Harusnya sudah menggunakan tiket gelang dan scan barcode untuk meminimalisir kecurangan-kecurangan atau pemalsuan tiket itu sendiri," kata Marwan.
Sebelumnya Capo Tifoso Ultras Palembang, Qusoi SH murka mendapat kabar empat pelaku penjualan tiket palsu laga home Sriwijaya FC yang sudah sudah diamankan dan dibawa ke Mapolrestabes Palembang akhirnya berujung damai.
Pelaku yang merupakan pegawai percetakan dan juga oknum suporter tertangkap tangan oleh Qusoi dkk jelang laga Sriwijaya FC vs PSPS Riau di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Minggu (8/10/2023).
"Kami sangat menyesalkan karena pihak manajemen tidak memanggil kami tiga kelompok suporter karena kami merasa dirugikan juga. Yang nangkapnya kami tapi tidak dilibatkan. Paling tidak meminta pendapat kawan-kawan," ungkap Qusoi SH kepada Sripoku.com.
Sekretaris Perusahaan Sriwijaya FC Faisal Mursyid SH membenarkan antara pihak pelapor dengan terlapor sudah damai. Pertimbangan restorative justice.
"Yang penting yang bersangkutan sudah menyatakan menyesal dan tidak mengulangi perbuatannya. Sriwijaya FC akan memperkuat pengamanan dan pengawasan pengelolaan tiket dan menghimbau penonton dan suporter membeli tiket di tempat yang resmi," kata Faisal Mursyid.
Menanggapi hal ini Qusoi mengatakan, kalau memang itu berakhir damai silahkan hak mereka, tapi hendaknya ada kompensasi ganti rugi di dua laga home sebelumnya oleh pelaku.
"Berapa kerugian itu secara materi. Wajar kami tiga kelompok suporter tidak ada yang habis tiket yang dijual ini," ujarnya.
Ia juga menyoroti pihak ticketing itu tidak perlu ada steward. Sebab menurutnya steward malah mengandalkan mereka untuk bertindak tegas.
Contohnya di perimeter Selatan hanya jebol penonton tanpa tiket. Bukan masuk ke tribun dalam. Kan perimeter itu tidak boleh dimasuki orang yang tidak memiliki tiket, tapi bisa jebol.
"Kita harapkan perbaikilah ke depan. Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring kita ini sudah bertaraf internasional seharusnya sudah diterapkan standar seperti Stadion GBK (Gelora Bung Karno). Supaya masalah tiket itu aman benar-benar sistemnya rapi. Kasihan juga pengelolaan tiket," kata Qusoi.
Qusoi berkomitmen akan tetap membantu pihak kepolisian, manajemen Sriwijaya FC, pihak Panpel, pihak tiketing supaya berbenah terus.
"Biasalah maling menggunakan beribu cara. Kenapa bisa terbongkarnya penjualan tiket palsu ini. Itu asal mulanya dari kami. Kami sudah merubah sistem tiket di luar perimeter pagar hitam itu dan kami memasang pihak tiketing kami di bawah tribun," terang Qusoi.
Ia memaparkan, rupanya di bawah tribun itu sudah ada penonton yang telah membeli tiket di luar. Di situlah ketahuan tiket di Tribun Timur itu yang tadinya Qudoi mengira pihak tiketing yang mengeluarkan. Rupanya bukan, nah di situlah ia mencari hingga dapat pelakunya.
"Karena kami merubah taktik menjual tiket tidak lagi di dalam tribun, melainkan di luar perimeter. Nah di luar perimeter itu mulai kelihatan rapi. Rangkaiannya dari jebolnya perimeter hingga suporter luar memanjat jendela tiang bangunan tangga tribun yang viral itu," pungkasnya.
Sementara Ketua Panpel Laga Home Sriwijaya FC, Septian Wijaya membenarkan jika korban penipuan tiket palsu yang melaporkan akhirnya berdamai.
"Itu kita serahkan keputusannya ke manajemen Sriwijaya FC dengan Pak Faisal Mursyid. Manajemen kayaknya tidak terlalu. Biar efek jera saja. Yang penting penonton jangan tertipu, jangan beli tiket sembarangan, belilah di loket yang resmi atau pengurus Korwil suporter," kata Septian Wijaya yang juga Marketing Officer Sriwijaya FC.
Guna mengantisipasi dan meminimalisir kembali beraksinya penjualan tiket palsu, pria yang akrab disapa Bebong ini menyatakan pihaknya akan menjual tiket pada hari H pertandingan.
"Ke depannya untuk distribusi penjualan tiket tribun untuk suporter belum akan kita berikan sebelum hari H. Termasuk penjualan saya akan buka penjualan pada hari H. Kalau sudah hari H rasanya tidak mungkin lagi orang akan memalsukannya," kata Bebong.
Tiket nonton kembali akan dijual pada Senin,13 November 2023 pukul 15.00 WIB laga Sriwijaya FC vs Persiraja Banda Aceh.
"Logo Persiraja dan tandatangani saya akan kita buat sedemikian rupa berbeda dengan tiket sebelumnya misalnya kita ganti konsep lain begitu juga cap stempelnya. Sehingga kita menduga pelaku ini sudah membeli tiket asli sebelum hari H untuk dicontoh, di-scannya. Tersangkanya itu kan pegawai percetakan semua," kata Bebong.
Diakui Bebong ada kerugian dengan tidak habisnya penjualan tiket yang sudah dicetak. Beruntung pada hari Minggu (8/10/2023) jelang laga Sriwijaya FC vs PSPS Riau itu cepat dapat info adanya pelaku penjualan tiket palsu.
"Yang sudah terlanjur beli tiket palsu tidak kita keluarkan dari stadion. Kalau penonton yang belum masuk ketahuan menggunakan tiket palsu ditolak," katanya.
Kemarin itu ketahuan palsu dari stempelnya lebih besar dari stempel tiket asli. Dikiranya mungkin pertandingan sebelumnya sudah tidak ketahuan, karena mereka masih dalam jumlah sedikit masih coba-coba yang pertama. Yang ke tiga ini mereka upload sempat disebar agak banyak termasuk di facebook. Kalau game ke dua tidak di facebook, di lapangan itulah. Jadi pembelinya tidak terlalu banyak.
Sekitar pukul 13.00 Qusoi mengkroscek ke Bebong apakah pihak tiketing yang menjual tiket palsu ini dengan harga lebih murah di sekitar parkiran stadion.
Setelah memastikan pelaku ini bukan suruhan dari pihak tiketing, Qusoi menjebak pelaku dengan memancing berpura-pura akan membeli tiket murah tadi dengan janjian COD.
"Dapatlah pelaku yang ternyata ada empat pelakunya. Entah ada komplotan lain. Jadi ada tiket palsu juga di utara cap stempelnya sama dengan tiket asli tapi beda warna. Ukurannya sama," terang Bebong. (sripoku/abdul hafiz)
Baca berita lainnya langsung dari google news