Ambo mengaku tidak bisa berbuat apa-apa saat BKSDA menangkap buaya yang dipelihara sejak 26 tahun lalu itu, lantaran ia dihalangi oleh 3 polisi yang berjaga di rumahnya.
"Anak saya turun ke muara juga melihat banyak bekas kaki orang di tempat buaya Riska biasa berjemur," ungkapnya.
Sebelum evakuasi, Ambo berupaya untuk mempertahankan Buaya Riska.
Dalam kesempatan wawancara dengan Tribunkaltim.co, Rabu (4/10/2023) pagi, Ambo mengaku hanya bisa pasrah.
Ia tidak bisa berbuat apa-apa, lantaran sebelum proses evakuasi ada 3 orang polisi yang berjaga di kediamannya.
Ia dihalangi untuk turun melihat Riska, sebelum diangkut petugas.
Terlebih lagi banyak tekanan dari masyarakat yang menyasar keluarganya.
Ia makin merasa terpojokkan.
Berbagai bentuk intimidasi pun diterima, sampai ancaman terusir dari rumah yang ditempati sekarang.
"Saya mikir-mikir dulu mau berbuat apa. Saya tidak bisa goyang, orang sendiri.
Sementara orang banyak di sini," kata pria yang terkenal karena konten Buaya Riksa.
Baca juga: Momen Buaya Riska Pamit ke Warga Sebelum Hilang Diduga Dievakuasi BKSD: Sudah Seperti Keluarga
Menurutnya percuma saja ia membela diri, menjelaskan ke publik bahwa seharusnya bukan Riska yang direlokasi.
"Tapi sama saja saya ngomong sama angin, orang disini tidak percaya," ungkapnya.
Meski demikan Ia hanya berharap diberi kesempatan BKSDA Kaltim untuk melihat buaya tersebut.
Lantaran ia khawatir keselamatan predator air kesayangannya itu.