Mahalul Qiyam Al-Barzanji
Dalam pembacaan mahalul qiyam umat muslim akan berdiri semua, sampai pembacaan mahalul qiyam selesai.
Hal ini didasarkan dalam kitab I'anatut Thalibin karangan Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, sebagai berikut.
فائدة) جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه صلى الله عليه وسلم يقومون تعظيما له صلى الله عليه وسلم وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي صلى الله عليه وسلم ، وقد فعل ذلك كثير من علماء الامة الذين يقتدى بهم. قال الحلبي في السيرة فقد حكى بعضهم أن الامام السبكي اجتمع عنده كثير من علماء عصره فأنشد منشده قول الصرصري في مدحه صلى الله عليه وسلم: قليل لمدح المصطفى الخط بالذهب على ورق من خط أحسن من كتب وأن تنهض الاشراف عند سماعه قياما صفوفا أو جثيا على الركب فعند ذلك قام الامام السبكي وجميع من بالمجلس، فحصل أنس كبير في ذلك المجلس وعمل المولد. واجتماع الناس له كذلك مستحسن.
Artinya:
Sudah menjadi tradisi bahwa ketika mendengar kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut-sebut, orang-orang akan berdiri sebagai bentuk penghormatan bagi rasul akhir zaman. Berdiri seperti itu didasarkan pada istihsan (anggapan baik) sebagai bentuk penghormatan bagi Rasulullah SAW. Hal ini dilakukan banyak ulama terkemuka panutan umat Islam.
Selain itu, Al-Halabi dalam Sirah-nya mengutip sejumlah ulama yang menceritakan bahwa ketika majelis Imam As-Subki dihadiri para ulama pada zamannya, Imam As-Subki membaca syair pujian untuk Rasulullah SAW dengan suara lantang, "Sedikit pujian untuk Rasulullah SAW oleh tinta emas di atas mata uang dibanding goresan indah di buku-buku orang-orang mulia terkemuka bangkit saat mendengar namanya berdiri berbaris atau bersimpuh di atas lutut". Selesai membaca syair Imam As-Subki berdiri yang kemudian diikuti oleh para ulama yang hadir.
Kebahagiaan muncul di majelis tersebut dan maulid Rasulullah SAW diperingati di dalamnya. Pertemuan umat Islam demi kelahiran Rasulullah SAW juga didasarkan pada istihsan, (Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I'anatut Thalibin, Darul Fikr, Beirut, Libanon, tahun 2005 M/1425-1426 H, juz III, halaman 414).
Baca juga: 6 Sholawat Maulid Nabi Muhammad Saw Ada Tulisan Arab, Latin dan Terjemahnya
Kitab Maulid Barzanji
Kitab Maulid Barzanji dikarang oleh Sayyid Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji. Kitab Maulid Barzanji ini sebenarnya memiliki nama ‘Iqd al-Jawahir (kalung permata). Sedangkan nama Barzanji sendiri sebutan sebuah tempat di Kurdistan, Barzanj.
Kitab Maulid Barzanji ini sangatlah populer di pelosok negeri Arab, baik di bagian Timur maupun Barat. Bahkan banyak dari kalangan non-Arab yang menghafal dan menelitinya.
Beliau adalah ulama besar keturunan Nabi Muhammad Saw dari jalur Sa’adah Al-Barzanji. Para tetuanya adalah ulama-ulama terkemuka yang masyhur akan ilmu dan akhlaknya.
Beliau belajar Al-Quran dari Syekh Ismail Al-Yamani, dan belajar tajwid serta memperbaiki bacaan Al-Qur’an dengan Syekh Yusuf As-So’idi dan Syekh Syamsuddin Al-Misri.
Beliau termasuk ulama jenius yang menguasai berbagai bidang ilmu, seperti Shoraf, Nahwu, Manthiq, Ma’ani, Bayan, Adab, Fiqh, Usulul Fiqh, Faraidh, Hisab, dan masih banyak lagi.
Selain menjadi seorang Qadhi (hakim) dari mazhab Maliki di Madinah, beliau juga seorang mufti yang menjadi khatib di Masjid Nabawi.