Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap nasib dari seorang guru bernama Mohammad Arif yang dimutasi kepala sekolahnya.
Baca juga: Kisah Cinta Mbah Panut Polisi Tertua di Yogyakarta Ajukan Sidang Nikah, Istri Lebih Muda 6 Tahun
Mohammad Arif bernasib pilu usai dimutasi kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 di Pemekeasan, Madura imbas menolak kebijakan toilet berbayar untuk siswa.
Diketahui jika awalnya Lukman, sang kepala sekolah membuat kebijakan soal tarif toilet siswa berbayar Rp 500 perak.
Mengetahui adanya aturan toilet siswa berbayar tersebut membuat Mohammad Arif meradang.
Ia tak terima dengan aturan tersebut, karena menurutnya hal itu tidak masuk akal.
"Ketika pak Lukman masih baru-baru masuk ke MAN 1, siswa ke kamar mandi harus membayar Rp500," ujar Mohammad Arif dikutip Sripoku.com dari Instagram @ndorobei, Kamis (21/9/2023).
Adanya aturan tersebut membuat Mohammad Arif dengan lantang menentang.
Menurutnya, sekolah MAN 1 Pamekasan milik negara dan semua fasilitas ditujukan untuk siswa.
Oleh karena itu ia menentang dengan keras aturan yang dibuat kepala sekolah.
"Dalam rapat saya tidak setuju, karena MAN 1 milik negara, semua fasilitas untuk rakyat alias siswa," ucapnya.
Karena sikap kontra yang dilontarkan membuat Mohammad Arif menerima konsekuensi.
"Saya mendapatkan tindakan yang tidak begitu mengenakan," imbuhnya.
Sebagai anggota pengendali mutu di MAN 1 Pamekasan, Mohammad Arif diberhentikan tanpa pemberitahuan.
"Jadi pemutusan sepihak oleh pak Lukman," tegasnya.
Baca juga: Segini Harga Makanan di Warung Nyak Kopsah Bang Madun, Dikritik Food Vlogger Aa Juju Terlalu Mahal
Baca juga: Viral Pria Nekat Makan Nasi Padang di Dalam Bioskop hingga Dikecam Warganet, Kini Minta Maaf