TRIBUNSUMSEL.COM- SAH, siswi kelas 2 SD di Gresik, Jawa Timur, yang matanya dicolok kakak kelas dengan tusuk bakso masih mengalami trauma.
Siswi SD tersebut masih terbayang setiap kali ditanya terkait kasus yang menyebabkan mata kanannya buta permanen.
Kondisi SAH ini membuat hati orangtuanya hancur berkeping-keping, ditambah mengutarakan ingin pindah sekolah.
"Anak saya trauma setiap kali ditanya respon agak malas, jawab-jawab agak malas," kata Samsul Arif ayah korban, dilansir dari Tribunjatim.com, Selasa (19/9/2023).
Baca juga: Mata Anak Buta Dicolok Kakak Kelas, Ayah Siswi SD di Gresik Minta Dispendik Bertindak Ganti Kepsek
Seperti diketahui, sejak peristiwa itu, SAH hingga saat ini belum masuk ke sekolah selama satu bulan.
Hal ini lantas menyita perhatian Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik.
Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik bakal memfasilitasi SA (8) siswi kelas 2 SD yang mengalami kebutaan di mata kanannya, usai dicolok tusuk pentol di sekolah.
Kini SA dibebaskan untuk memilih sekolah untuk kelanjutan pendidikannya.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Gresik, S. Hariyanto usai mendatangi rumah SA. Hariyanto melihat sendiri kondisi SA yang selama sebulan terakhir berada di rumah. Tidak masuk sekolah karena trauma.
Baca juga: Curhat Ayah Siswi SD Matanya Dicolok Dengan Tusuk Bakso, Dipersulit Liat CCTV : Anak Buta Permanen
Rombongan Dispendik Gresik datang bersama Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan, Kanit PPA Satreskrim Polres Gresik Ipda Hepi Muslih Riza. Keluarga SA dipersilahkan melanjutkan pendidikan bisa memilih lembaga mana.
"Yang disukai, paling cocok untuk dia, kita bantu total bantu study belajar terus berlanjut untuk masa depannya. Kami fasilitasi penuh, dispendik akan bantu total backup penuh study-nya," kata Hariyanto di depan rumah SA.
Pihak Dispendik memberikan kesempatan untuk orang tua korban diskusi saran alternatif untuk kelanjutan sekolah SA kedepannya.
Ayah korban, Samsul Arif (36) mengaku menyerahkan kepada anaknya terkait kelanjutan sekolah.
Yang jelas, dia ingin anaknya nyaman di sekolah. Tidak takut dan trauma lagi.
"Lanjutannya terserah anak saya penting anak saya merasa nyaman meskipun tetap di situ juga tidak apa-apa, karena teman-temannya di situ juga enaknya dimana anak saya yang tahu," kata Samsul.