Alquran banyak menyinggung kehidupan Nabi, seperti masa kecil Nabi sebagaimana disebutkan berikut:
أَلَمۡ يَجِدۡكَ يَتِيمٗا فََٔاوَىٰ وَوَجَدَكَ ضَآلّٗا فَهَدَىٰ
Artinya: ‘Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.’ (QS. Ad-Duha [93]: 6-7)
Kemudian, Alquran juga menyinggung soal akhlak Nabi Muhammad:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ
Artinya: ‘Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.’ (QS. Al-Qalam [68]: 4)
Alquran juga menyinggung hal-hal yang Nabi alami dalam menjalankan misi dakwahnya.
Dijelaskan pula tentang peristiwa hijrah umat Muslim dan beberapa peperangan penting yang terjadi setelahnya, seperti perang Badar, Uhud, Ahzab (Khandaq), Hunain, Peranjian Hudaibiyah, dan penaklukan kota Makkah. Beberapa mukjizat Nabi juga disinggung, seperti peristiwa isra dan mi’raj.
Dikutip dari tulisan Muhamad Abror, alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek-Cirebon dan Ma’had Aly Sa’idusshiddiqiyah Jakarta,
Syekh Muhammad Ridha dalam kitabnya, Muhammad Rasulullah, mengelompokkan ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan Nabi Muhammad.
Seperti surat An-Nisa ayat 80 yang menjelaskan kewajiban taat kepada Nabi, surat Al-Qalam ayat 4 yang menjelaskan keluhuran moralnya, surat Saba’ ayat 56 yang menjelaskan diutusnya Nabi untuk semesta alam, surat Al-Hujurat ayat 2 yang menjelaskan kewajiban beretika saat berada di sisi Nabi, dan sejumlah ayat lainnya.
Hanya saja, kendati Alquran banyak menyinggung sejarah hidup Nabi Muhammad SAW, penjelasan di dalamnya masih bersifat global, tidak dijelaskan detail-detail peristiwanya, tapi lebih pada nilai-nilai moral yang bisa dijadikan teladan (‘ibrah).
Hadits sahih
Sumber sejarah Nabi Muhammad berikutnya adalah hadits-hadits sahih yang terdapat dalam enam kitab hadits (kutubus sittah), yaitu kitab himpunan hadits karya Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Nasa’i, Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah.
Menyusul setelahnya adalah kitab Muwattha karya Imam Malik dan Musnad karya Imam Ahmad.
Kitab-kitab tersebut, terkhusus karya Imam Bukhari dan Imam Muslim, merupakan daftar rujukan paling otoritatif karena kesahihan, kekuatan riwayat, dan orinisilitasnya.