Nenek Rohaya Meninggal Dunia

Nenek Rohaya Meninggal Dunia, Kisah Cintanya Dengan Slamet Kontroversi Hingga Disorot Media Asing

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nenek Rohaya wanita paruh baya yang menikah dengan pemuda usia 16 tahun tutup usia meninggalkan kisah cinta yang kontroversial. Terpaut usia 55 tahun

"Kami menikah tanpa ada tekanan. Kami berdua benar-benar saling mencintai," kata Slamet.

"Kami memiliki malam pernikahan yang luar biasa," kata pemuda itu.

"Saya tidak menyangka istri saya seperti itu," ujar pasangan itu mengalami bulan bahagia di kota Palembang, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia.

Namun, Slamet ternyata cemburu dan posesif.

Usai pernikahan, pemuda sering mengunci istrinya di rumah, mengunci pintu karena takut istrinya terlalu menarik akan dirampok oleh pria lain.

Karena sifatnya yang kekanak-kanakan ini, Rohaya sempat marah, tapi belakangan semakin jatuh cinta dengan suaminya.

Seperti dituturkan Selamat di awal pernikahan, dirinya tidak silau dengan kecantikan wajah, tak silau dengan harta, tapi kebaikan dan ketulusan hati Rohaya yang sudah menaklukkan hatinya.

Menurut Selamat, sejak kecil dia sering sakit-sakitan bahkan sampai berbulan-bulan hanya Rohaya yang tulus merawatnya.

Baca juga: Kabar Slamet Rohaya Sekarang, Pasutri Usia Beda 55 Tahun di OKU Masih Ingin Adopsi Anak

Rohaya yang tidak memiliki hubungan darah dengan Selamat ini setiap hari mengurus Selamat tanpa kenal lelah.

Waktu itu Selamat memanggilnya Bibik.

"Kalau bukan Rohaya, mungkin aku sudah mati," kata Selamat kala itu, seraya menambahkan sebelum menikah dia memanggil Bibik tapi sekarang sudah memiliki panggilan sayang Bunda dan Rohaya memanggil Selamat dengan panggilan Ayah.

Meski menghadapi banyak cibiran dan berbagai kendala, namun faktanya pernikahan itu masih langgeng diusia pernikahan yang memasuki tahun ke-6.

Pasangan ini tinggal di Desa Karang Endah Kecamatan Lengkiit Kabupaten Ogan Koemring Ulu, Sumatera Selatan.

Rohaya diketahui memiliki lima anak dari pernikahan sebelumnya dan sudah berkecukupnan, namun Rohaya tetap memilih tingal bersama Selamat di gubuk yang sudah tidak layak huni.

Rohaya sebenarnya aslinya orang Palembang (ayahnya Palembang asli) dan ibunya Cirebon, namun sudah seurmur hidupnya menetap di Desa Karang Endah.

Halaman
1234

Berita Terkini