Dia mengatakan bahwa utusan Demokrat berjanji surat itu hanya untuk ditunjukkan kepada AHY, dan setelah itu dikembalikan buat disimpan.
Kemudian, seandainya ada jawaban dari AHY, maka Anies juga akan sekedar membaca lalu disimpan kepada utusannya di tim 8 yakni Sudirman Said.
"Janji ditunjukkan kepada Pak AHY, dibaca, sesudah itu dibawa lagi dan disimpan oleh Pak Sudirman.
Dan bila ada tulisan jawaban dari Pak AHY, maka itu pun hanya saya baca, dan dititipkan lagi ke Pak Sudirman," ujar Anies.
Anies lantas mengaku heran ketika beredar surat yang disebut ditulis tangan olehnya meminta AHY jadi pasangannya tersebut.
Pasalnya kata dia, ada kesepakatan surat tersebut tidak boleh didokumentasikan atau difoto, apalagi untuk dipertontonkan kepada publik.
"Jadi ini bukan sebuah surat yang untuk dipertontonkan, kenapa, karena ini untuk menyampaikan bahwa yang dikerjakan oleh utusan dari Demokrat sudah dilaksanakan, dan ini memang benar," kata Anies.
"Tidak ada pemotretan, karena itu kami juga heran kok bisa ada fotonya, karena setahu kita tidak pernah ada pemotretan, baik di Pak Sudirman atau pun yang lain," sambungnya.
Penjelasan Sudirman Said
Senada disampaikan Anies, sebelumnya juru bicaranya yakni Sudirman Said menjelaskan asal-usul adanya surat tersebut.
Mulanya, dari pertemuan antara Demokrat, NasDem, dan PKS untuk mendiskusikan sosok cawapres Anies.
Dalam pertemuan itu, NasDem mengusulkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa, Demokrat mengusulkan AHY, dan PKS mengusulkan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher.
Kemudian, di akhir diskusi, Sudirman mengatakan disepakatilah AHY menjadi opsi terbaik bagi cawapres Anies.
"Ketemulah Mas AHY the best available option yang kita bisa raih dan karena itu memang benar diskusinya sangat dalam.
Bertemulah dengan Pak SBY mengatakan inilah opsi yang tersedia dan Pak Anies bermaksud mengajaknya (menjadi cawapres)," jelasnya.