Pria Rawat Ibu Pikun & Tante Disabilitas

Curhat Pilu Hamzah, Kesehatan Ibunya Menurun Usai Ditinggal Ayah, Nyaris Meninggal Tertimbun Longsor

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mohammad Hamzah curhat mendapati ujian hidup berat pada tahun 2020 saat rumahnya mengalami lonsor. nyaris merenggut nyawa sang ibunda, ayahnya pergi

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri

TRIBUNSUMSEL.COM - Kehidupan pemuda bernama Mohammad Hamzah yang perjuangannya merawat sang ibunda dan tantenya menyita perhatian publik.

Mohammad Hamzah kerap mencurahkan isi hati dan kesehariannya melalui akun TikTok miliknya, @ozzahyunki.

Sebelum kondisi kesehatan sang ibunda menurun, Hamzah mengaku memiliki pengalaman pilu dalam hidupnya.

Baca juga: Sosok Mohammad Hamzah Viral Rawat Ibu Sudah Pikun & Urus Tante Disabilitas, Berharap Jodoh Menerima

Mohammad Hamzah yang berjuang merawat sang ibunda dan tantenya disabilitas viral di medsos memiliki pekerjaan, ia mengaku tenang bisa membagi waktu (Tiktok/ozzahyunki)

Dalam unggahan terbarunya, Hamzah curhat mendapati ujian hidup berat pada tahun 2020 saat rumahnya mengalami lonsor.

"2020 tahun dimana cobaan besar di hidupku di mulai," tulis Mohammad Hamzah, pada Sabtu, (2/9/2023).

Pada kejadian itu nyaris merenggut nyawa sang ibunda lantaran hampir tertimbun material longsor saat tertidur pulas.

Tampak keadaan rumah bagian belakang Hamzah hancur akibat longsor.

Kamar yang ditempati ibunya pun sudah tak terbentuk lagi hanya sisa puing-puing bebatuan.

"Beruntung kami sekeluarga masih selamat terutama ibu yang hampur tertimbun material longsor," katanya.

Baca juga: Pekerjaan Mohammad Hamzah Viral Rawat Ibu Pikun & Urus Tante Disabilitas, Beruntung Bisa Bagi Waktu

Namun kejadian tersebut tak berlarut-larut dalam kesedihan Hamzah.

"2020, Alhamdulilah bisa sedikit memperbaiki meski biaya hanya cukup sebatas pondasi saja," ungkap Hamzah.

Hamzah pun tak kehilangan akal, ia justru mengubah bangunan yang hancur itu menjadi taman dan ruang tamu.

"2021, Untuk menutupi jurang, aku merubah taman+ruang tamu agar masih layak dipandang," teranya.

Tampak ruangan yang semula hanya sisa puing-puing batu kini tertutupi dengan sejumlah tanaman hijau.

Ia pun berharap agar sang ibu bisa melupakan kejadian kelam tersebut.

"Berharap ibu lupa akan kejadian yang hampir mernggut nyawanya." paparnya.

Namun ujian tak berhenti sampai disitu, pada tahun 2022, sang ayah secara mendadak pergi meninggalkan ia dan ibunya.

"Bapak mendadak pergi meninggalkan kami tanpa sakit," ungkap Hamzah.

Kepergian sang ayah yang secara mendadak itu membuat kondisi Rahmah, ibunya semakin memburuk.

"Ibuku pun mulai melemah, begitu pula dengan bibi, psikologi ibu mulai terganggu,

Hingga kesulitan menjalani aktifitas seperti biasa ," curhatnya.

Hingga satu tahun terakhir bahkan sampai saat ini, Mohammad Hamzah rela merawat ibu sekaligus tantenya yang menyandang disabilitas.

"Memandikan ibu, mengganti popoknya, bibi pun turut serta menjaga ibu ketika aku tidak di rumah," ujarnya.

Baca juga: Kisah Hamzah Rawat Ibu Pikun dan Bibi Disabilitas Sambil Tetap Bekerja Viral, Gantian Saya yang Jaga

Kendati demikian, Hamzah bersyukur dalam keadaannya sekarag ia masih diberikan kesempatan untuk merawat orangtuanya.

Hamzah tak menampik jika ujian hidupnya itu kerap sesekali membuatnya menangis.

"2023, Meski hati menangis serta badan rasanya remuk, tetap ku ikhlaskan semua pada yang kuasa, tetap berdiri meski kaki lemah, agar kedua surgaku tetap bahagia," katanya.

Sebelumnya, kisah pemuda bernama Mohammad Hamzah merawat sang ibunda dan tantenya yang disabilitas ini viral di media sosial.

Tak sedikit yang penasaran dengan sosok Mohammad Hamzah yang rela diusianya 32 tahun harus merawat ibunya dan tante.

Hamzah membagikan video kesehariannya merawat ibu dan tantenya itu.

Kisah Hamzah, rawat ibu yang menderita penyakit pikun dan sang bibi seorang penyandang disabilitas. (Kolase Tribun Trends/TikTok)

Diketahui, Rahmah, sang ibunda sudah kesulitan untuk berjalan sejak satu tahun belakangan.

Ditambah lagi kondisi ingatannya sudah mulai memudar.

Sementara, tantenya Satunah menyandang disabilitas.

Meski demikian, Mohammad Hamzah masih bisa membagi waktu dengan pekerjaannya.

Demi menyambung hidup, ia bekerja di sebuah perusahaan percetakan.

Beruntung, Mohammad Hamzah memiliki bos yang baik.

Hamzah mengaku diperbolehkan datang lebih telat dari seharusnya.

Mengingat kondisinya harus berbagi waktu untuk merawat ibu dan juga tantenya.

"Kerja di percetakan. Waktu kerja ya seperti jam kerja biasa, hanya saja saya sudah minta izin berangkat kerja agak telat karena ngurus ibu. Jadi berangkat dari jam 9 atau 10, pulang jam 4 sore," ceritanya kepada TribunJakarta.com, Sabtu (2/9/2023).

Meski bosnya mentolerir keterlambatannya sewaktu berangkat kerja, Hamzah tetap berusaha semaksimal mungkin datang tepat waktu.

Sebelum berangkat kerja ia memastikan keperluan ibu dan tantenya sudah terpenuhi.

Mulai dari mandi, menggendong sang ibu untuk berjemur di pagi hari hingga membuat makanan untuk keduanya.

Untuk sarapan misalnya, Hamzah memilih untuk memasaknya sendiri.

Kata dia, Satunah masih bisa diandalkan ketika ia bekerja. Satunah masih bisa memberikan ibunya minum maupun makan.

Dengan begitu hatinya bisa jauh lebih tenang ketika berada di tempat kerja.

Baca juga: Tuty Ariesta Siap Dituntut Jika Hasil Tes DNA Putranya Bukan Anak Andrigo: Saya PNS Gak Akan Lari

Pria 32 tahun ini rela merawat ibunya yang sudah pikun dan sang tante di rumah seorang diri, lantaran kedua kakaknya sudah berkeluarga.

Diketahui, Hamzah sapaannya merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara di Bayuwangi, Jawa Timur.

Hamzah mengaku ada satu momen yang membuatnya sempat menangis.

Hamzah tak kuasa menahan tangis pilu ketika mendapati kenyataan pengelihatan ibunya yang sudah mulai kabur.

Hal yang paling ia takuti akhirnya terjadi. Padahal selama ini sudah berusaha keras untuk tak menangis di hadapan sang ibu

"Pas tahu penglihatan ibu sudah kabur baru aku nangis sambil nyuapin," bebernya singkat.

Bahkan, Rahmah justru sudah tak mengingat nama dua anak lelakinya dan hanya mengenali Hamzah saja.

Padahal dua kakak lelakinya itu tinggal di kota yang sama, namun memang tak seintens dirinya dalam mengurus ibu lantaran sudah berkeluarga.

"Gak pernah bilang apa-apa, bahkan pas di tanya orang-orang yang disebut nama saya saja, udah lupa sama anaknya yang lain," ungkapnya.

Sejak kejadian itu, ia bertekad untuk jauh lebih kuat dan tegar. Kini dirinya mengaku jauh lebih ikhlas dengan apa yang sudah digariskan.

Hamzah merasa, saat ini fokusnya hanya untuk kedua perempuan yang berharga dalam hidupnya itu.

Ia pun dengan bangga mengungkapkan rasa syukur bisa merawat ibu dan tantenya sekaligus.

"Sekarang gantian saya yang mengurus ibu yang sudah balik seperti anak kecil lagi," kata Mohammad Hamzah.

"Alhamdulillah saya dari kecil sudah dibekali banyak ilmu untuk mandiri dari ibu dan almarhum Bapak," kata Mohammad Hamzah.

"Jadi tidak terlalu sulit menjalani hari-hari di keadaan ku saat ini. Terima kasih juga atas support dari kalian semua," sambungnya.

Baca berita lainnya di google news

Berita Terkini