TRIBUNSUMSEL.COM - Tangis Chintia ibu bayi yang kritis di RSAB diduga kelalaian perawat hingga kondisi memprihatinkan.
Diceritakan oleh ibu korban bahwa sang anak mengalami pendarahan di kepala akibat kelalaian yang dilakukan oleh salah satu suster di RSAB.
Kini kondisi terkini diungkap oleh ibu korban yang memprihatinkan.
Melalaui Instagram miliknya, Chintia menyebutkan bahwa berat badan sang anak terakhir 2,045 hingga kini 1,4 kg yang mengalami kritis dan pendarahan di kepala.
Tak hanya itu, bibir bayi tersebut dijelaskan sang ibu terlihat miring seperti kejang-kejang.
"Kondisi saat ini dari bb terakhir 2,045 sampai 1,4kg harus merasakan kritis kedua kalinya dan pendarahan di kepala. Kondisi bibir nya masih terlihat terkadang miring miring ke kiri sama hal nya seperti kejadian kejang saat itu," tulisnya.
Sementara dalam unggahan selanjutnya, sebagai seorang ibu Chintia tak kuasa menangis melihat kondisi sang anak.
Ia berharap kesembuhan untuk anak keduanya ini.
Baca juga: Sosok Chintia Ibu Bayi Kritis Diduga Kelalaian Suster Salah Beri Susu, Dapat Dukungan Ahmad Sahroni
Dalam unggahannya, Chintia memperlihatkan kondisi sang anak yang dipasang selang dibagian hidung.
Ia mengatakan akan menemui perawat yang membuat anaknya kritis untuk meminta maaf.
"Nala kuat, Nala anak baik, Nala sehat, sabar ya nak nanti tante suster yang nakal itu mama temuin suruh minta maaf ya sama Nala ya sayang, nanti mama sampein ya," ucap Chintia sembari menangis.
Lebih lanjut, Chintia juga memohon doa untuk kesembuhan anak keduanya.
"Ku memohon siapapun yang melihat doakan nala sehat doakan nala kembali pulih. Lanala Ayudisa Halim binti fernando halim," tulisnya.
Baca juga: Viral Curhat Seorang Ibu, Bayinya Kritis Diduga karena Kelalaian Suster di RS, Keluarkan Darah
Sebagai seorang ibu, Chinta mengaku hancur dan sakit melihat kondisi anak seperti itu, bahkan diakuinya pihak Kepala Ruang Rawat inap RS tersebut hanya meminta maaf yang diucapkan di tanggal 10 Agustus 2023 melalui via chat dan lisan.
Namun hal yang membuat Chinta kecewa pada pihak RS karena dirinya tidak mendapatkan jawaban kembali sampai dengan saat ini.
Pesannya hanya dibaca saja dan pihak RS hanya menjawab sedang menelusuri kronologis di hari sabtu tanggal 12 Agustus 2023.
Namun nyatanya sampai detik ini tanggal 15 Agustus 2023 tidak ada konfirmasi kembali.
Bahkan pihak RS mengatakan tidak bisa memberikan informasi karena sudah peraturan kami.
Chintia sebagai seorang ibu merasa sangat kecewa besar sebagai keluarga korban yang selama 2 bulan ini sudah berjuang.
Diketahui, bayi Chintia yang bernama Lanala Ayudisa Halim atau sapaan Nala merupakan anak kedua yang lahir pada tanggal 13 Juni 2023.
Kronologi
Dalam Instagramnya, Chintia menceritakan kronologi sang anak alami pendarahan yang diduga akibat kelalaian salah satu perawat.
Dilansir Tribunbengkulu.com, Selasa (15/8/2023) awalnya sang anak bernama Lanala Ayudisa Halim didagnosa ileostomy dan kelainan fungsi hati berumur 1 bulan 27 hari.
Setelah 1 bulan perawatan dari RS Pelni, pasien di rujuk ke RSAB di Jakarta Barat pada tanggal 12 juli 2023 dengan rujukan ke poli gastro.
Di tanggal 12 Juli Chintia mengatakan jika dirinya membawa sang anak ke RSAB ke bagian IGD dengan kondisi fasses sang anak cair dan lemas, dengan diagnosa diare serta dehidrasi.
Kemudian sang anak dirawat di NICU sampai dengan 3 Agustus 2023, terhitung sang anak dirawat hampir 3 minggu dengan kondisi fases masih cair bahkan berat badan sang anak naik turun namun tidak ada konsultasi dengan dokter gastro, ataupun dari bedah atau yang lainnya.
Bahkan menurut penuturan Chintia, dengan kondisi sang anak yang seperti itu suster di NICU merencanakan agar sang anak atau pasien untuk pulang.
Kendati demikian, melihat kondisi sang anak seperti itu, Chintia berinisiatif untuk menghubungi dr Franciska Bunjamin dr bedah anak di RS Pelni untuk membantu kondisi pasien yang fasesnya cair, hingga akhirnya dr Franciska membantu untuk menghubungi dr bedah di RSAB untuk melihat kondisi pasien.
Setelah itu, sang anak dipindahkan ke ruang rawat inap Ruang Widuri di tanggal 3 Agustus 2023.
Chintia mengatakan selama perawatan di ruang Widuri dengan dr penanggung jawab adalah dr bedah anak, di saat itu Chintia merasa lega karena sudah banyak dokter yang membantu untuk menangani sang anak.
Ketika itu, ada dr Gizi yang menemukan susu yang cocok untuk sang anak, sehingga membuat berat badan (bb) sang anak naik.
Lantas Chintia mengatakan di tanggal 7 Agustus 2023, susu pepti junior yang seharusnya diberikan sang anak justru diganti dengan susu neocate tanpa sepengetahuan Chintia.
Mengetahui sang anak mendapat susu tersebut, membuat berat badan sang anak yang semulanya 2.165 menjadi 2.045.
Selanjutnya pada Senin, 7 Agustus 2023 leher dari sang anak berwarna kuning, sehingga Chintia melaporkan kejadian ini kepada perawat di ruangan tersebut.
Setelah Chintia melaporkan kejadian yang dialami sang anak, perawat hanya mengatakan jika nantinya pihaknya akan mengecek darah.
Hingga Selasa perawat tak kunjung melakukan pengecekan pada sang anak, hal ini membuat Chintia menanyakan perihal pengecekan darah sang anak.
Akhirnya pada Rabu, 9 Agustus 2023 pukul 05 : 30 WIB, perawat melakukan pengecekan darah pada sang anak, kemudian Chintia sebagai orang tua menanyakan hasil dari pengecekan darah sang anak.
Pukul 15:00 Chintia melihat ada darah di kantong colostomy sang anak.
Hal itu membuat Chintia bertanya kepada suster, namun suster menyangkal jika itu bukanlah darah.
Kemudian pada pukul 19:00 malam, Chintia mengatakan jika kondisi sang anak susah bernafas, kemudian Chintia langsung melaporkan apa yang dialami sang anak pada suster, Chintia mengatakan ketika dirinya melaporkan kondisi sang anak suster tersebut hanya melihat sang anak kemudian keluar.
Tak berhenti di situ, anak Chintia kembali lagi mengalami sesak nafas namun saat melaporkan kejadin ini suster hanya memperbaiki posisi kepala sang anak.
Ketiga kalinya, anak Chintia mengalami kejang beserta posisi mata ke atas, namun sayangnya para suster di rumah sakit itu hanya terdiam dan tidak sama sekali melakukan pengecekan apapun.
Panggilan ke empat kalinya pada pukul 21:37 WIB anak Chintia terlihat sesak napas dan mengalami kejang, dan mengetahui kondisi sang anak yang semakin tidak membaik, akhirnya suster tersebut memangil dokter.
Saat dokter IGD mengecek sang anak, dokter menanyakan pada Chintia sejak kapan sang anak mengalami kondisi seperti ini, Chintia pun menjawab sejak pukul 19:00, dokter tersebut juga menanyakan apakah Chintia telah menginformasikan kondisi sang anak pada suster, tentu saja jawaban Chintia sudah.
Dari pertanyaan dokter ini membuat Chintia menyimpulkan jika selama dirinya memberitahu kondisi sang anak pada suster, suster tersebut tidak memberitahu dokter.
Karena kondisi sang anak cukup mengkhawatirkan, anak Chintia akhirnya dilarikan ke ICU.
Satu jam menunggu di ruang ICU, dokter tersebut bertanya sejak kapan colostomynya mengeluarkan darah, dan benar saja apa yang ditanyakan Chintia pada suster sebelumnya ternyata darah.
Chintia mengaku akibat kelalaian dari suster membuat sang anak yang kini berumur 1 bulan 27 hari harus menambah apa yang sebelumnya sudah diderita yaitu pendarahan di kepalanya dan akan dilakukan.
Baca berita lainnya di Google News