seputar islam

Mitos Bulan Safar Bulan Sial Penuh Musibah, ini Penjelasan Surat At Taubah Ayat 36 dan Hadits Nabi

Penulis: Lisma Noviani
Editor: Lisma Noviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mitos Bulan Safar Bulan Sial Penuh Musibah, ini Penjelasan Surat At Taubah Ayat 61 dan Hadits Nabi.

TRIBUNSUMSEL.COM --Mitos Bulan Safar Bulan Sial Penuh Musibah, ini Penjelasan Surat At Taubah Ayat 36 dan Hadits Nabi.

Masa Jahiliyah جاهلية, di negeri Arab, penduduknya mayoritas berada dalam ketidaktahuan (kebodohan). Ketidaktahuan (kebodohan) pada masa jahiliyah ini bukan dalam ilmu pengetahuan akan tetapi “ ketidak tahuan akan petunjuk ilahi”.

Di masa itulah berkembang anggapan bahwa Safar, bulan setelah Muharram, dianggap sebagai bulan sial atau dikenal dengan istilah tasyâ-um (kesialan dan musibah).

Konon orang-orang Arab meyakini bahwa bencana alam ataupun marabahaya seringkali terjadi tepat pada bulan Safar yaitu pada Rabu terakhir di bulan Safar.

Contohnya peristiwa angin topan yang menimpa kaum Aad di zaman Nabi Hud.

Kejadian itu tidak bisa dianggap mewakili isyarat kesialan atau kebencanaan yang akan terjadi di bumi. Sebab, tidak terus-menerus bencana datang saat bulan Safar.

Dugaan tidak berdasar ini juga dibantah oleh Ibnu Rajab al-Hanbali. Ia mengatakan bahwa bulan Safar tidak memiliki perbedaan dengan bulan lain. Pada bulan Safar, terjadi kebaikan dan keburukan.

Singkatnya, tidak boleh menganggap bulan Safar sebagai bulan yang dipenuhi oleh kejelekan dan musibah. Ibnu Rajab juga mengatakan bahwa indikator dari baik dan tidaknya suatu zaman tidak dapat dilihat dari kejadian-kejadian yang terjadi di dalamnya.

Bulan Safar adalan bulan baik, sama dengan bulan-bulan lainnya. Kalaupun ada kejadian buruk di dalamnya, maka itu semata karena takdir, bukan karena bulan Safar itu sendiri.

Ayat Alquran dan Hadits Tentang Bulan Safar

 

Ayat Alquran
Dalam Islam, tidak ada satupun bulan yang disebut sebagai bulan sial sebab Allah SWT telah menciptakan bumi dan seisinya dengan penuh kebaikan sebagaimana bunyi ayat Al Quran Surat At Taubah ayat 36.

Surat At-Taubah Ayat 36


إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

Arab-Latin:

Inna 'iddatasy-syuhụri 'indallāhiṡnā 'asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-arḍa min-hā arba'atun ḥurum, żālikad-dīnul-qayyimu fa lā taẓlimụ fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatang kamā yuqātilụnakum kāffah, wa'lamū annallāha ma'al-muttaqīn

Artinya:

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.(QS At Taubah ayat 36)

Berdasarkan isi ayat tersebut maka Allah SWT menyatakan bahwa 12 bulan tersebut adalah bulan-bulan baik, termasuk bulan Safar.


Disamping itu, dalam ayat Al Quran tentang bulan Safar lainnya, disebutkan bahwa tidak ada satupun bencana atau masalah yang akan menimpa seseorang jika bukan atas kehendak Allah SWT sebagaimana bunyi surat At Taubah ayat 51 berikut ini:

Surat At-Taubah Ayat 51
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ

Arab-Latin: Qul lay yuṣībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn

Artinya: Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal".

Al hadits

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:


لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ وَفِرَّ مِنْ الْمَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنْ الْأَسَدِ

Artinya:
Tidak ada 'adwa, thiyarah, hamah, shafar, dan menjauhlah dari orang yang kena penyakit kusta (lepra) sebagaimana kamu menjauh dari singa. (HR Bukhari dan Muslim)


Ada empat hal yang disampaikan nabi.
1. 'Adwa adalah keyakinan tentang adanya wabah penyakit yang menular dengan sendirinya, tanpa sebuah proses sebelumnya dan tanpa seizin Allah.

2. Thiyarah merupakan keyakinan tentang nasib baik dan buruk setelah melihat burung.
Dalam masyarakat jahiliah ada mitos yang mengatakan, bila seorang keluar rumah dan menyaksikan burung terbang di sebelah kanannya, maka tanda nasib mujur bakal datang.
Sementara bila melihat burung terbang di sebelah kirinya maka tanda kesialan akan tiba sehingga sebaiknya pulang.

3. Hamah adalah anggapan bahwa ketika terdapat burung hantu hinggap di atas rumah maka pertanda nasib sial akan tiba kepada pemilik rumah tersebut.
4. Demikian juga Safar yang diyakini sebagai waktu khusus yang bisa mendatangkan malapetaka.

Nabi menegaskan tidak ada 'adwa, thiyarah, hamah, shafar, dan menjauhlah dari orang yang kena penyakit kusta (lepra).


Islam tidak mengenal hari, bulan, atau tahun sial. Sebagaimana seluruh keberadaan di alam raya ini, waktu adalah makhluk Allah. Waktu tidak bisa berdiri sendiri. Ia berada dalam kekuasaan dan kendali penuh Rabb-nya.

Namun tak jarang, hingga kini masih kepercayaan orang dengan mitos terhadap hari sial, bulan sial dan sebagainya. Sebaliknya ada pula hari keberuntungan, bulan hoki dan lain-lain. 


Sial atau beruntung merupakan kelanjutan dari proses dan tahap dari usaha atau ikhtiar dan tentunya adalah takdir, bukan pada mitos khayal yang tak masuk akal.

Contoh:

Untuk terbebas dari penyakit, manusia diperintahkan untuk hidup bersih dan menghindari pengidap penyakit menular. Agar selamat dari bangkrut, pedagang disarankan untuk membuat perhitungan yang teliti dan hati-hati.
Agar lulus ujian, pelajar mesti melewati belajar secara serius, dan seterusnya.

Jadi berhenti percaya dengan mitos-mitos, berhenti dari rasa cemas karena dihantui hari penuh kesialan.

Berusahalah, berjuanglah, berdoalah. 


Bagaimana hasilnya nanti? Serahkan kepada Allah. Dengan demikian, saat menuai hasil yang baik bersyukur, dan tatkala mengalami kegagalan, tidak lantas berputus asa.


Itulah penjelasan tentang mitos bulan Safar Bulan Sial Penuh Musibah, ini Penjelasan Surat At Taubah Ayat 36 dan Hadits Nabi. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Arti Allaahumma Ahillahuu Alaina Bil Amni Wal Imani, Lafadz Doa Dibaca Saat Memasuki Bulan Safar

Baca juga: Arti Bulan Safar, Bulan Setelah Muharram, Berikut Sejarah dan Peristiwa Besar Terjadi di Bulan Safar

Baca juga: Bacaan Doa Tawaf Umroh Putaran 1 sampai 7, Ada yang Sama dan Ada Berbeda Bacaannya Tiap Putaran

Baca juga: Arti Ya Muqollibal Qulub, Doa Sering Dibaca Nabi Muhammad, Mohon Keteguhan Hati, inilah Manfaatnya

Berita Terkini