Peserta harus membuat video dengan durasi maksimal 5 menit yang memperlihatkan proses pembuatan Nasi Goreng khas Mbak Ita.
Tahapan lomba ini mulai dari memposting video persiapan masak, plating, hingga video juara tingkat kelurahan yang akan maju ke tingkat kota.
Setiap kelompok peserta terdiri dari 10 orang anggota dari masing-masing RT.
Total belanja bahan yang dapat digunakan adalah maksimal Rp 25 ribu.
Penilaian video akan berdasarkan beberapa aspek, termasuk jumlah like terbanyak, penyajian atau plating, dan kreativitas dari resep Nasi Goreng yang dibuat.
Hal ini lah yang memicu Camat Ade Bhakti membuat konten tentang nasi goreng.
Konten pertama dibuat pada 17 Juli 2023, Ade seolah memesan nasi goreng di pinggir jalan. Ia seperti menyindir soal nasi goreng ruwet.
"Seng ruwet pundhi bu. Kulo sedeng. Kulo ruwet berarti (Yang ruwet yang mana bu. Saya sedang. Saya ruwet berarti)," kata Ade.
Kemudian, tiga hari yang lalu kembali membahas soal nasi goreng.
Saat itu Ade bersama rekan-rekannya tengah duduk di Kantor Kecamatan Gajahmungkur. Kemudian ada orang yang membawa nasi goreng.
"Opo kui? Sopo seng tuku? Sego goreng meneh, sego goreng meneh. Mbendino ndelok sego goreng. Nasi ruwet. Sego goring marai ruwet (Apa itu? Siapa yang beli? Nasi goreng lagi, nasi goreng lagi. Setiap hari lihat nasi goreng. Nasi ruwet. Nasi goreng bikin ruwet)," ujar Ade.
Tak lama, Camat Gajahmungkur dikabarkan dicopot dari jabatannya.
Baca juga: Sosok Hevearita Gunaryanti Rahayu Wali Kota Semarang Mutasi Ade Bhakti Usai Sindir Lomba Nasi Goreng
Ade Bhakti dimutasi dari posisinya dari Camat Gajahmungkur ke posisi baru sebagai Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran.
Kata Ade Bhakti dalam akun Instagramnya, ia tidak masalah tidak menjadi Camat Gajahmungkur lagi.
Namun demikian ada perasaaan tanya baginya karena ia merasa cukup berprestasi menjadi Camat Gajahmungkur.