Ali berpendapat seperti itu karena masih meragukan kesolidan ketiga partai di Koalisi Perubahan uintuk Persatuan (KKP) yang mengusung Anies.
Koalisi Perubahan beranggotakan Nasdem, Demokrat, dan PKS.
Ali mengaku sepakat dengan peryataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD soal isu penjegalan Anies beberapa waktu lalu.
"Saya sepakat dengan Pak Mahfud (bahwa Anies terancam dijegal oleh internal koalisi sendiri karena tidak dapat tiket nyapres)," kata Ali.
Isu penjegalan dari internal Koalisi Perubahan yang dimaksudkan Ali lantaran parpol berebut menjadi bakal Cawapres Anies.
Namun, Ali enggan menyebut nama parpol yang memaksa mendorong kadernya menjadi Cawapres Anies.
"Makanya saya bilang, ya nawaitunya partai koalisi ini apa. Mengantar Anies jadi presiden atau meminta mau ingin jadi wapres Anies, nah itu dulu.
Jadi kalau kemudian jangan menuduh pihak eksternal akan menjegal Anies, saya kalau eksternal mau menjegal saya sudah lama terjadi," jelasnya.
Ia pun mempertanyakan komitmen parpol yang telah mendukung Anies Baswedan sebagai capres.
Sebab, ada parpol yang perkataan dan perilakunya justru bertolak belakang.
"Yang paling penting itu adalah bagaimana internal koalisi sudahkah antara perkataan dan perbuatannya sama, satu itu. Kalau itu tidak, itu Anies akan terjegal sendirinya, jangan tuduh orang lain," katanya.
Demokrat Soal Cawapres Anies: Kami Tak Ada Keraguan
Deputi Balitbang Partai Demokrat Syahrial Nasution mengatakan partainya memiliki kepercayaan tinggi terhadap Anies sebagai capres dari Koalisi Perubahan dalam menentukan cawapres.
"Tidak ada keraguan sedikit pun atas kriteria Cawapres yang disepakati koalisi," kata Syahrial kepada wartawan, Jumat (23/6/2023), dikutip dari Tribunnews.com.
Dia menilai cawapres pendamping Anies Baswedan bukan soal Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atau bukan.