Tukang Bubur Ditipu Kapolsek di Cirebon

Fakta Fakta AKP SW Tipu Tukang Bubur Janjikan Anak Masuk Polisi, Langsung Gagal di Tes Pertama

Editor: Moch Krisna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolres Cirebon Kota AKBP Ariek Indra Sentanu, bersama kasat Reskrim AKP Perida Panjaitan, memberikan keterangan terkait penanganan kasus dugaan PNS dan Oknum Polri pangkat AKP

AKP SW saat itu berada di ruang kerjanya bersama seorang berinisial NY yang merupakan PNS Bagian SDM Mabes Polri, juga merupakan jaringan AKP SW.

Saat itu, AKP SW memerintahkan Wahidin menyetorkan uang kepada NY di ruang kerjanya di Polsek Mundu.

Wahidin juga menerima bukti kuitansi pembayaran.

 Selang beberapa jam, AKP SW menelepon Wahidin untuk kembali menyetorkan uang senilai Rp 100 juta. Wahidin pun kaget dan langsung merasa tertekan.

Namun, AKP SW terus meyakinkan Wahidin. AKP SW juga mengaku akan kena marah dari Mabes Polri jika Wahidin tidak melanjutkan pembayaran tersebut.

Lantaran kalut, Wahidin segera mencari pinjaman uang dengan menggadaikan sertifikat rumahnya.

Apalagi ia sangat berharap putra pertamanya menjadi polisi.

Wahidin pun mendapatkan uang Rp 100 juta dan langsung disetorkan kepada NY dan oknum polisi D berpangkat Ipda yang merupakan menantu AKP SW.

Tak berhenti sampai di situ, AKP SW kembali meminta uang kepada Wahidin untuk biaya bimbingan latihan senilai Rp 20 juta, biaya psikotes senilai Rp 20 juta, dan untuk panitia seleksi penerimaan sebesar Rp 150 juta.

Harum memastikan total uang yang dikeluarkan Wahidin atas permintaan oknum AKP SW melebihi RP 310 juta karena banyak pengeluaran lain yang tidak tercatat.

“Apa yang dilakukan Pak AKP SW, sangat sangat merugikan klien kami. Sebenarnya kalau mau berhitung, kerugian tidak hanya Rp 310 juta saja. Selama masa pencarian ini, dua tahun, dia mengeluarkan uang cukup banyak,” ungkap Harum. 

3. Anak Wahidin Gagal Jadi Polisi

Eka Suryatmaja, yang juga Kuasa Hukum Wahidin menyampaikan, setelah Wahidin mengeluarkan uang hingga Rp 310 juta, putra pertama Wahidin tetap gagal menjadi Bintara Polri pada tahun 2021/2022.

Bahkan kegagalan itu terjadi pada tes kesehatan yang merupakan tes tahap pertama.

Eka menyebut, Wahidin seketika depresi dan sangat kebingungan dengan kegagalan anaknya itu. Ia lantas meminta keadlian kepada AKP SW.

Halaman
123

Berita Terkini