TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG - Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan stunting, seperti yang dilakukan Forum Kader Posyandu Indonesia (FKPI) Sumatera Selatan (Sumsel).
"Kita ada gerakan orang tua asuh anak stunting Indonesia," kata Pimpinan Program Stunting Forum Kader Posyandu Indonesia Sumsel M Misnantoro saat Virtual Sharing and Discussion Live YouTube Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post, Kamis (6/4/2023).
Menurutnya, awalnya FKPI berjalan sendiri.
Lalu ada Rotary sejak dan juga Baznas.
Program tersebut sudah dilakukan seperti di 7 Ulu, Karya Jaya, Sebrang Ulu II dan lain-lain.
Tingkat keberhasilannya 25 persen sampai 40 persen.
Awal-awal dilakukan selama satu tahun dan tingkat keberhasilannya 25 persen, setelah dievaluasi ternyata kalau anak-anak diatas dua tahun agak susah.
Maka kini difokuskan dianak-anak usia dibawah dua tahun, serta untuk ibu hamil.
"Hanya saja stunting ini memang butuh sistem yang tepat. Anggaran stunting di Indonesia besar, tapi anggarannya kemana? Kok masih ada yang stunting," katanya.
Masih kata Misnantoro, sebenarnya anak stunting ini kan karena ke kurang protein, jadi solusinya ya menyediakan asupan protein untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Untuk itu yang kita lakukan memenuhi itu setiap hari, makannya kader posyandu yang melibatkan ahli gizi dan didistribusikan oleh kader-kader. Satu kali sehari, tapi kebutuhan protein yang diberikan cukup untuk satu hari," ungkapnya.
Baca juga: Ayo Jadi Kakak Asuh Stunting, Cukup Dua Telur Turunkan Stunting
Menurutnya, bagi anak-anak yang terkena stunting sistemnya harus baik, diberi makan dan setiap tanggal 1 dan 15 dilakukan penimbangan dan pengukuran.
Setiap bulan di tanggal 3 ataupun 5, dilakukan evaluasi.
Misal makannya dimakan kakaknya dan lain-lain. Untuk ibu-ibu kemungkinan ada permasalahan pencernaan dan lain-lain, maka perlu intervensi lebih lanjut.
Misnantoro menambahkan, secara medis stunting itu dimana anak balita atau anak-anak gagal tumbuh dan kembang.