Wajahku memucat, pucat kematian
Kakiku tak lagi mampu berjalan
Dan ketika dia terlihat kesakitan
Hidupku dan semua nya
terlihat seperti tanah liat
Dan kemudian darahku
menyerbu wajahku
Dan membutakan
pengelihatanku
Pohon pohon dan
semak mengelilingi
Terlihat bagai tengah
malam di tengah hari
Aku tak bisa melihat satu benda pun
Banyak kata kata dari mataku
Mereka berbicara seperti
utaian ragkaian nada
Dan darah menggelegak di hatiku
Apakah ini pilahan bunga
bunga musim dingin?
Apakah taman cinta selalu bersalju?
Dia seperti tahu apa isi hatiku
Cinta tak berseru untuk tahu
Aku tak pernah melihat
wajah yang manis itu
Seperti tempatku
berdiri sebelumnya
Hati ku seperti tempat
tak berpenghuni
Dan tak ada yang
dapat kembali lagi
5. Puisi Kelima
Oh kekasih ku yang merah,
merah mawar
Ini adalah awal musim
semi di bulan juni
Oh kekasih ku yang
seperti melodi
Ini merupakan permainan
nada yang manis
Engkau adalah seni nan cantik,
engkaulah gadisku
Terlalu dalam cinta yang kumiliki.
Dan aku akan tetap
mencintaimu, sayangku
Hingga lautan menjadi kering
Hingga lautan menjadi
kering, sayangku
Dan batu meleleh oleh matahari
Aku akan terus mencintaimu sayang ku
Sementara pasir akan berlari
Dan kau tetap cinta ku seorang
Dan aku akan datang lagi, cintaku
Walaupun jarak nya ribuan mil
(*)