Hal itu, kata Kamarudddin berdasarkan video yang didapatnya sebelum dan selama pembunuhan atas Brigadir J dilakukan atas perencanaan matang Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Video itu kata Kamaruddin didapatnya dari salah satu informannya.
"Kemudian peran tukang somay yang mondar-mandir di depan rumah saat pembunuhan itu, tidak terungkap dalam persidangan," kata Kamaruddin.
"Peran tukang somay ini, untuk mengontrol situasi," ujar Kamaruddin.
"Dari mana nih, infonya Bang?" tanya Uya.
"Saya dapat videonya. Ada yang kirim intel saya," tambah Kamaruddin.
"Kemudian peran daripada tukang petasan, atau yang membunyikam petasan pada saat pembunuhan itu juga tidak terungkap dalam persidangan," beber Kamaruddin.
"Tukang petasan, maksudnya?" tanya Uya.
Baca juga: Watak Anak Buah Ferdy Sambo Diungkap Ahli Psikolog Forensik : Baiquni Wibowo Punya Kepatuhan Tinggi
Baca juga: Agenda Tuntutan Selesai, ini Jadwal Sidang Lanjutan Ferdy Sambo CS Pekan Depan
Menurut Kamaruddin hal itu dilakukan agar masyarakat sekitar tidak mendengar suara tembakan saat pembunuhan karena tertutupi suara petasan.
"Mengapa masyarakat sekitar mendegar suara petasan dan bukan tembakan, karena dibunyikan dulu petasan, baru yang di pintu kasih kode ke dalam, barulah ditembak di dalam," kata Kamaruddin.
Jadi kata Kamaruddin, bunyi petasan membuat samar atau saru suara tembakan.
"Karena ini kan mendekati Idul Adha atau Idul kurban. Jadi kalau mau Lebaran, Idul Adha atau Tahun Baru, anak-anak itu kan bermain petasan," ujar Kamaruddin.
"Masak sampai segitunya skenario itu Bang?" tanya Uya.
"Iya, jadi dirancanglah karena mau Idul Adha di lapangan itu biasa bermain petasan. Pokoknya ada lapangan lah di dekat situ ya. Jadi dibunyikan dulu petasan ini, baru di dekat pintu itu diduga Kodir atau siapa itu kasih kode ke dalam dan eksekusi," katanya.
Ada juga kata Kamaruddin ajudan lain yang berperan berlari-lari untuk mengontrol saat kejadian.