Sejarawan percaya itu mungkin bermuara pada pelajaran tata bahasa yang sederhana.
"Happy" adalah kata yang menggambarkan kondisi emosi batin, sedangkan "Merry" lebih merupakan deskripsi perilaku—sesuatu yang aktif dan bahkan mungkin parau.
Pertimbangkan, misalnya, tindakan "bersenang-senang (merry-making)" dengan semangat bebas versus keadaan hanya "menjadi bahagia (being happy)."
Karena kedua kata tersebut berevolusi dan berubah makna dari waktu ke waktu, orang perlahan-lahan berhenti menggunakan "merry" sebagai kata tersendiri selama abad ke-18 dan ke-19.
Itu terjebak dalam frasa umum seperti "semakin banyak, semakin meriah (the more, the merrier),"
Serta dalam hal-hal seperti lagu dan cerita Natal, sebagian besar karena pengaruh Charles Dickens.
Natal Victoria melanjutkan untuk mendefinisikan banyak tradisi Natal hari ini.
Tidak heran jika sekarang ketika kita mendengar "Merry Christmas" kita mendengar sesuatu yang sentimental.
Baca juga: Kumpulan Kata-Kata Ucapan Natal untuk Calon Mertua yang Menyentuh, Buat Terkesan Orang Tua Pacar
Baca juga: 50 Rekomendasi Kado Natal yang Menarik Simpel dan Berkesan untuk Diberikan Kepada Sahabat
Baca juga: 30 Ucapan Selamat Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 dalam Bahasa Inggris dan Artinya Bhs Indonesia
Baca artikel dan berita lainnya langsung dari google news