Rusdi, ayah Arya menyebut jika pada Sabtu 1 Oktober 2022 hari dimana Arya selesai mengalami penyiksaan itu, dirinya sempat datang ke lokasi Bumi Perkemahan Pramuka Gandus.
Namun seolah-olah diarahkan ke tempat lain oleh panitia yang ada di lokasi.
"Sekitar pukul 14:30 WIB itu saya datang kesana nanya Arya dimana. Tapi selalu diarahkan oleh panitia ke tempat lain, saya muter-muter cari. Ada yang bilang diujung sana, ada yang bilang di arah hutan, " ungkap Rusdi.
Ia baru menemukan Arya sekitar pukul 18:30 WIB bersama jajaran Polsek Gandus.
"Pas minta bantuan Polsek Gandus baru ketemu sama Arya sudah malam, lama kan jaraknya. Disitu kondisi anak saya sudah lebam, " ujarnya.
Tunggu Hasil Investigasi
Rektorat UIN Raden Fatah akan memberikan sanksi jika terbukti mahasiswanya melakukan pelanggaran yang berat terkait perkara tindak kekerasan sesama mahasiswa UIN di Palembang sebagai panitia diksar UKMK LITBANG .
Rektor UIN Raden Fatah Prof Nyayu Khadijah mengatakan mereka menunggu hasil akhir Investigasi untuk menentukan tingkatan pelanggaran yang dilakukan terduga pelaku kekerasan mahasiswa UIN di Palembang.
"Jika pelanggarannya ringan, kami sanksi ringan sedang ya sanksinya sedang, kalau pelanggarannya berat kami beri sanksi berat. Paling berat itu di drop out (DO) atau dikeluarkan dari kampus, " kata Nyayu kepada wartawan menjawab pertanyaan sanksi pelaku kekerasan mahasiswa UIN di Palembang, Kamis (6/10/2022).
Seperti yang diketahui korban yakni Arya Lesmana Putra, mengalami luka lebam di bagian mata dan memar di beberapa bagian tubuhnya.
Meski demikian, Rektorat belum menentukan apa jenis pelanggaran yang dilakukan terduga pelaku yang sebelumnya telah dipanggil.
"Belum bisa kami sampaikan jenis pelanggarannya, kami menunggu hasil investigasi lebih lanjut. Karena ini lembaga pendidikan yang bisa dilakukan adalah pembinaan, " ungkapnya.
Ia menyinggung adanya motif pengkhianatan yang menjadi dasar aksi pemukulan sehingga terjadi percekcokan antara para pelaku dengan korban. Kampus juga akan memeriksa pembina UKMK tersebut terkait pelaksanaan dan tugasnya sebagai pembina.
"Kita mencari lebih dalam lagi motif pengkhianatan ini seperti apa dan siapa saja aktor-aktornya sehingga terjadi perselisihan tersebut. Organisasi ekstra dari dulu memang ada, mungkin ingin menunjukkan perannya juga di kalangan mahasiswa. Jika ada intervensi senior di organisasi ekstra kami cukup menyayangkan, tapi semoga itu tidak benar, " katanya.
Diketahui korban juga seorang mahasiswa yang menjadi panitia diksar UKMK di Bumi Perkemahan Pramuka Gandus yang bertugas di bagian konsumsi, ia mendapat tindak kekerasan dari senior dan panitia lainnya.