TRIBUNSUMSEL.COM - Dampak gas air mata dan kandungannyapun banyak menjadi pertanyaan usai terjadi kerusuhan Arema FC vs Persebaya di Liga 1 Indonesia.
Dampak gas air mata ini menjadi pertanyaan usai polisi menembakkanya saat kerusuhan Arema FC vs Persebaya di Liga 1 Indonesia.
Polisi sebenarnya sudah tahu dampak dari gas air mata, sehingga banyak digunakan saat terjadi kerusuhan atau demontrasi.
Namun, polisi memiliki alasan yang kuat saat menembakkan gas air mata dalam kerusuhan Arema FC vs Persebaya di Liga 1.
Duka mendalam tengah menerpa dunia sepak bola indonesia.
Dikarenakan terjadi kerusuhan Arema vs Persebaya di Stadium Kanjuruhan,Malang.
Suporter Arema murka dengan kekalahan Persebaya 2-3.
Polisi pun menggunakan gas air mata untuk menenangkan massa yang mengamuk,dilansir tribunsumsel.
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menyebut kalau sudah 127 orang tewas 2 diantaranya anggota Polri, Minggu(2/10/2022).
Lalu bagaimana efek gas air mata untuk demonstran itu sendiri.
lalu bagaimanakah gasi air mata itu berfungsi.
Gas air mata adalah senjata kimia yang berupa gas dan menyebabkan iritasi mata dan sistem pernafasan.
Alat ini digunakan kepolisian melawan kerusuhan.
Zat yang digunakan adalah gas CS (2-klorobenzalmalononitril, C10H5ClN2), CN (kloroasetofenon, C8H7ClO), CR (dibenzoksazepin, C13H9NO), dan semprotan merica (gas OC, oleoresin capsicum).
Ada dampak pendek dan panjang untuk gas air mata,dilansir wikipedia indonesia.
Dampak dari gas air mata ini ialah, enyakit pernapasan, luka dan penyakit mata parah (keratitis, glaukoma, dan katarak), radang kulit, kerusakan pada sistem peredaran darah dan pencernaan, bahkan kematian, khususnya pada kasus dengan paparan tinggi.
Gas air mata bekerja dengan membuat iritasi membran mukus pada mata, hidung, mulut, dan paru-paru. Ia menyebabkan tangis, bersin, batuk, kesulitan bernapas, nyeri di mata, dan buta sementara.
Untuk menghilangkan efek harus meninggalkan tempat lokasi 30 menit.
Para pengidap penyakit pernafasan asma beresiko tinggi dan butuh pertolongan medis dan dukungan ventilasi.
paparan tinggi atau frekuensi tinggi meningkatkan resiko penyakit pernafasan.
Penanganan
Diketahui belum ada penawar khusu untuk gas air mata sehingga harus pergi ke tempat udara segar untuk pertolongan pertama.
lalu melepas pakaian terpapar dan menghindari pemakaian handuk bersama.
Baca juga: Kerusuhan Arema FC vs Persebaya : PT LIB Menolak Saat Polres Malang Minta Jadwal Laga Dimajukan
Baca juga: Rincian Korban Tewas dan Luka Kerusuhan Arema Vs Persebaya, Korban Meninggal jadi 174 Orang
Alasan polisi gunakan gas air mata
Alasan polisi berikan tembakan gas air mata terhadap oknum suporter saat kerusuhan Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang diungkap Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta.
Tembakan gas air mata tersebut adalah upaya menghalau serangan oknum suporter yang merangsek turun ke lapangan Stadion diungkapkan oleh Nico.
Penyebab kerusuhan tersebut juga diduga kekecewaan suporter Arema karena kalah dari Persebaya 2-3.
“Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan," buka Nico Afinta, dikutip dari Surya.
“Oleh karena itu, pengamanan dan pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan atau mengejar para pemain” sambungnya.
Situasi dan banyaknya suporter yang terus merangsek turun ke lapangan membuat pihak kepolisan memutuskan untuk menembakkan gas air mata.
"Untuk melakukan upaya pencegahan sampai dillakukan (pelemparan) gas air mata. Karena sudah anarkis, sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," bebernya menambahkan.
Akan tetapi imbas dari penembakan gas air mata ini mengakibatkan suporter yang datang ke stadion, keluar dengan cara yang tak teratur.
"Akhirnya setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik di pintu keluar pintu 10 dan 12”
“Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion. Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit” Jelasnya.
Berikut rangkuman fakta buntut kericuhan di Stadion Kanjuruhan pada laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Insiden Memakan Ratusan Korban Jiwa
Ratusan korban jiwa berjatuhan akibat insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
Diungkapkan oleh Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta, korban berasal dari pihak suporter dan anggota Polri.
“Telah meninggal 127 orang, 2 diantaranya anggota POLRI. Yang meninggal di Stadion ada 34, kemudian yang lain meningal di rumah sakit pada proses penolongan” Jelas Irjen Nico Afinta, dikutip dari Surya.
-180 Orang Alami Luka-luka
Selain korban jiwa, jumlah suporter yang mengalami luka-luka akibat insiden ini pun tak sedikit.
Dikabarkan ada 180 orang yang mengalami luka sedang dalam proses perawatan di rumah sakit sekitar.
“Masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan," sambung Irjen Nico Afinta.
-BRI Liga 1 Dihentikan
Sementara itu PT PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) sebagai operator penyelenggara kompetisi mengambil sikap atas insiden di Kanjuruhan pada laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
PT LIB mengambil sikap tegas dengan menghentikan Liga 1 selama satu pekan.
Langkah ini disampaikan langsung oleh Direktur PT LIB, Akhmad Hadian Lukita.
"Keputusan tersebut (penghentian kompetisi selama sepekan) kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI," ujar Akhmad Hadian Lukita dikutip dari laman PT LIB.
"Ini kami lakukan untuk menghormati semuanya. Dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI," lanjutnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News