Kepala Dinkes PALI melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Ernawati menjelaskan bahwa pihaknya terus memantau adanya kasus stunting di Kabupaten PALI.
"Kita mengerahkan petugas kesehatan dari dinas kesehatan hingga puskesmas untuk memantau dan mendata seluruh Balita yang ada di kabupaten PALI," ujar Ernawati.
Apabila ditemukan kasus yang mengarah stunting, Ernawati akui pihaknya cepat berkoordinasi dengan OPD terkait lainnya terutama DPPKBPPPA dan Dinas Sosial, Camat serta Kepala desa untuk segara lakukan penanganan.
Kekinian, pihaknya mendampingi Wabup, Dinsos dan DPPKBPPPA, Camat Kades juga SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) mendatangi rumah warga yang miliki anak diduga alami stunting.
"Kita ke Desa Tempirai dan Desa Prambatan untuk memberikan bantuan makanan tambahan bagi keluarga yang miliki anak alami tumbuh kembang kurang normal. Harapan kami, kasus ini bisa ditekan dan tidak ada lagi kasus baru muncul kedepannya," harapnya.
Kepala DPPKBPPPA PALI, A Gani Akhmad menambahkan data stunting di Kabupaten PALI ada 110 kasus.
"Tahun 2022 ini, ada 110 kasus stunting. Kita akan bekerja keras menekan angka kasus itu supaya bisa berkurang dan kedepan tidak ada lagi kasus baru muncul," katanya.
Upaya menekan dan menangani kasus stunting di Kabupaten PALI, A Gani Akhmad menerangkan pihaknya gencar lakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Dengan cara datangi warga yang memiliki anak dengan tumbuh kembang kurang normal adalah upaya penanganan kasus stunting. Harapan kami warga terbantu dalam penyediaan gizi untuk anaknya serta pengetahuannya bertambah terkait pola asuh anaknya," ujarnya.