Berita Nasional

Motif Hacker Bjorka Bukan Sekedar Uang, Gildas Deograt Sebut Sang Hacker Cuma Pembeli Data

Penulis: Aggi Suzatri
Editor: Moch Krisna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (FORMASI) Gildas Deograt Lumy mengungkapkan motif dibalik peretasan yang dilakukan hacker Bjorka.

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri

TRIBUNSUMSEL.COM - Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (FORMASI) Gildas Deograt Lumy mengungkapkan motif dibalik peretasan yang dilakukan hacker Bjorka.

Hacker Bjorka kini ditengah diburu para pemerintah RI setelah membongkar data pribadi pejabat Indonesia.

Lantas muncul pertanyaan apa sebenarnya motif utama di balik munculnya hacker Bjorka ini?

Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (FORMASI) Gildas Deograt Lumy menyampaikan kemunculan hacker Bjorka ini kemungkinan terkait soal ekonomi.

Gildas mempercayai bahwa hacker Bjorka tersebut hanyalah seorang pembeli data bukan peretas sebagimana yang ia klaim sebelumnya.

Baca juga: Mahfud MD Bereaksi Data Diklaim Dibocorkan Bjorka: Bisa Diambil di Wikipedia, Google, Saya Terbuka

Sosok hacker bernama Bjorka baru-baru ini menggegerkan dunia maya karena sedang diburu pemerintah Republik Indonesia. (twitter/@darktracer_int/ tribunnews.com)

Diketahui kini sebanyak 1,3 miliar data penduduk Indonesia diretas oleh Bjorka.

"Paling tidak untuk kasus yang 1,3 miliar data dia beli dari yang lain," kata Gildas Deograt Lumy dilansir dari kanal Youtube Deddy Corbuzier pada Rabu, (14/9/2022).

Gildas mengatakan sudah melakukan penelusuran mengenai Bjorka.

Dalam hal ini, Gildas menyimpulkan bahwa Bjorka mendapatkan data tersebut dari permainan dark web.

"Secara umum bukan peretasnya yang menjual. Jadi yang menemukan celahnya orang lain, yang mengeksploitasi orang lain, yang menggunakan data curian orang lain, yang menjual orang lain," kata Gildas menerangkan.

Baca juga: Hacker Lain Bongkar Sosok Diduga Bjorka Asli, Inisial MSF Disebut Berasal dari Cirebon, Foto Beredar

Kendati demikian, ia juga menjelaskan bukan hal mustahil menangkap Bjorka.

"Walaupun kejahatanya ada di dark web, bisa diungkap kok," ujar Gildas.

Lebih lanjut, Gildas Deograt Lumy mengungkapkan motif Bjorka tak jauh dari keuangan.

Ia menilai data yang dirampas hacker biasanya bisa diperdagangkan sehingga menghasilkan uang.

"Karena di 90 persen kasus jual beli data pencurian atau bocor di internet itu motifnya uang." ungkap Gisdas.

Baca juga: Demi Gift Tiktok, Pria Ini Rela 24 Jam Nonstop Mandi Lumpur, Berujung Sepi Penonton, Warganet: Kerja

Namun, Gisdas tak menutup kemungkinan jika Bjorka memiliki motif lain selain keuangan.

"Kayaknya bukan lagi uang, sepertinya punya kepentingan," lanjutnya.

Gildas juga mengakui bahwa sistem keamanan siber di Indonesia masih kurang baik. Sehingga data-data Indonesia di dark web sudah bukan hal asing.

"Bisa dibilang begitu (security siber rendah). Kalau dari skala 1 sampai 10, 1 itu rendah 10 itu tinggi, Indonesia ada di 3, itu juga pakai doa," kata Gildas.

Hacker Bjorka belakang menyampaikan sejumlah data pribadi pejabat negara telah dibagikan ke akun Telegram miliknya.

Hacker Bjorka lalu secara tersirat mengungkapkan motifnya menyerang sistem Pemerintahan Indonesia.

Dia mengklaim orang terdekatnya menjadi korban kebijakan Orde Baru pasca 1965.

Bjorka mendoxing Muchdi Purwopranjono lengkap dengan data pribadinya dengan menudingnya sebagai dalang kasus pembunuhan aktivis HAM Munir.

Sementara sebelumnya, Menkopolhukam Mahfud MD menyatakan hingga detik ini belum ada rahasia negara yang bocor akibat ulah peretasan yang dilakukan hacker Bjorka.

Kendati demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah membuat tim khusus untuk memburu Bjorka ini.

baca berita lainnya di google news

Berita Terkini