Berita Kriminal

Sekumpulan Ahli Anggap Kematian Brigadir J Janggal, Pengacara : Jari Dipatahkan Kuku Dicabut

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir Brigadir J tak percaya jika ada baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

TRIBUNSUMSEL.COM - Ahli forensik, ahli militer hingga ahli psikologi mengungkapkan kejanggalan kematian Brigadir J yang ditembak polisi.

Bahkan seorang ahli hukum menyebutkan jari Brigadir J dipatahkan lalu kukunya dicabut seperti adanya penyiksaan terhadap Brigadir J tewas di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Sebelumnya analisa ahli forensik Budi Suhendar menyebut jika luka sayatan di tubuh Brigadir J bukan karena peluru.

Luka sayatan dalam istilah forensik adalah luka terbuka akibat kekerasan benda tajam dengan tepi luka yang rata dan dalam.

"Luka sayatan adalah istilah untuk luka terbuka akibat kekerasan tajam dengan tepi luka yang rata yang umumnya panjang luka lebih besar dari dalamnya luka, yang umumnya tidak terlalu dalam," ujar Budi saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (12/7/2022).

Baca juga: Irjen Ferdy Sambo Dicopot dari Kadiv Propam Dianggap Tak Perlu, Ambil Langkah Terukur dan Tegas

Selain itu TB Hasanudin ahli militer dan politikus PDI Perjuangan sudah menganalisa enam kejanggalan peristiwa polisi tembak polisi yang akibatkan Brigadir J tewas.

Ditambahkan lagi kejanggalan versi Kontras menilai, ada tujuh kejanggalan dalam kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat

Keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir Brigadir J tak percaya jika ada baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Mereka juga akan menolak jika hasil penyelidikan tim khusus bentukan Polri yang melibatkan Kompolnas dan Komnas HAM, menyimpulkan terjadi baku tembak.

"Kami selaku penasihat hukum pihak keluarga korban, menolak kalau disebut ada tembak menembak. Saya menolak dengan tegas kalau dikatakan ada baku tembak. Ini perlu digarisbawahi," kata Kamaruddin Simanjuntak, penasihat hukum keluarga Brigadir J, pada tayangan live kanal YouTube yang dikutip Wartakotalive.com, Jumat (15/7/2022).

Yang menjadi alasan mereka tak percaya, karena tidak ada bukti yang menunjukkan baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo.

"Juga tidak ada CCTV. Jadi itu hanya keterangan dari Karo Penmas Polri saja," ujarnya.

Menurut Kamaruddin tidak boleh membuat dalil apalagi fitnah terhadap orang meningggal tanpa disertai bukti.

"Kami peringatkan juga kepada wartawan, kepada media, jika ada yang mencoba menyebut dan menyimpulkan baku tembak, akan kami perhitungkan untuk kami tuntut ke pengadilan. Karena sebentar lagi kami juga akan membuat laporan polisi," kata Kamaruddin.

Kamaruddin melanjutkan, dari semua bukti yang dimiliki pihak keluarga, tewasnya Brigadir J sangat kuat mengarah ke penyiksaan.

Halaman
12

Berita Terkini