Apa Itu Crime Science Investigation

Apa Itu Crime Science Investigation, Kapolri Usut Kasus Brigadir J Ditembak Bharada E Pakai CSI

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolri Jenderal Listyo memerintahkan anggotanya untuk memakai Crime Science Investigation (CSI) untuk mengusut kasus kematian Brigadir J yang ditembak Bharada E.

TRIBUNSUMSEL.COM -  Kapolri Jenderal Listyo memerintahkan anggotanya untuk memakai Crime Science Investigation (CSI) untuk mengusut kasus kematian Brigadir J yang ditembak Bharada E.

Presiden Jokowi memberi perhatian kasus tewasnya Brigadir J yang ditembak Bharada E diusut tuntas sampai keakar-akarnya hingga Kapolri memerintahkan memakai CSI mencari dalangnya.

Brigadir J tewas ditembak Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Perintah Kapolri Jenderal Listyo agar anggotanya memakai Crime Science Investigation (CSI) demi mengungkap tabir gelap di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo tersebut.

Crime Science Investigation (CSI) adalah suatu metode pendekatan penyidikan dengan mengedepankan berbagai disiplin ilmu pengetahuan guna mengungkap suatu kasus yang terjadi.

Teka-teki kematian Brigadir J atau Brigadir Yosua yang dibunuh Bharada E masih menjadi misteri.

Keluarga tidak percaya kematian Brigadir J yang ditembak Bharada E karena melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Seorang Ahli Forensik dari RSUD Banten Budi Suhendar menyebut luka sayatan pada korban tewas Brigadir J tidak mungkin berasal dari peluru yang ditembakan.

Sebab, menurutnya, luka sayatan dalam istilah forensik adalah luka terbuka akibat kekerasan benda tajam dengan tepi luka yang rata dan dalam.

"Luka sayatan adalah istilah untuk luka terbuka akibat kekerasan tajam dengan tepi luka yang rata yang umumnya panjang luka lebih besar dari dalamnya luka, yang umumnya tidak terlalu dalam," ujar Budi saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (12/7/2022).

Budi menjelaskan, proyektil peluru mungkin saja bisa mengakibatkan luka terbuka, tapi hanya dangkal.

Dalam istilah forensik, luka terbuka dangkal akibat proyektil tidak disebut dengan luka sayatan.

"Kita tidak sebut dengan luka sayatan, dan umumnya tepi lukanya tidak rata," tutur Budi.

Diberitakan sebelumnya, Polri menyebutkan, adanya sayatan di tubuh jenazah Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang tewas dalam baku tembak di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo, terjadi akibat proyektil yang ditembakkan oleh Bharada E.

“Iya, itu sayatan itu akibat amunisi atau proyektil yang ditembakan Bharada E,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/7/2022). 

Menurut Ramadhan, proyektil yang ditembakan itu mengenai tubuh Brigadir J sehingga membuat luka seperti sayatan.

Adapun Brigadir J dan Bhadara E melakukan aksi saling tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022).

Aksi baku tembak itu diduga dipicu tindakan Brigadir J yang melecehkan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Ferdy Sambo dengan menodongkan senjata pistol ke kepalanya.

Adapun, Bharada E membalas dengan dengan kali tembakan. Kendati demikian, Ramadhan tidak menjelaskan lebih lanjut soal luka tembakan dalam kejadian itu.

“Walaupun lima tembakan, ada satu tembakan yang mengenai tangan kemudian tembus ke badan, jadi kalau dibilang ada tujuh lubang tapi lima tembakan itu ada satu tembakan yang mengenai dua bagian tubuh termasuk sayatan itu,” ujar dia.

Berita Terkini