Kartini Millenial Award 2022

Cerita Kartini Muda Hebat, Mantan Bankir hingga Mahasiswi, Tatap Dunia Usaha Tumbuhkan UMKM

Penulis: Hartati
Editor: Vanda Rosetiati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lilik Hidayati Ningsih (25) salah seorang dari Kartini muda hebat juga peserta Kartini Millenial Award 2022. Wanita asal Sungai Rotan, Muara Enim ini berinovasi membuat beragam keripik dengan bahan tidak biasa seperti keripik daun sirih, keripik kangkung dan keripik lainnya.

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Mencari figur atau model perempuan hebat masa kini, tak perlu harus mengidolakan artis atau figur yang sudah terkenal lainnya. Terkadang di sekeliling kita yang dekar, tanpa kita sadari banyak sosok perempuan-perempuan hebat, tentu di bidangnya masing-masing, termasuk juga para milenial yang usianyanya masih muda belia namun telah memiliki karya yang patut diacungi jempol.

Tribun menjaring beberapa perempuan hebat di bidang UMKM dalam Kartini Milenial Awards (KMA) 2022. Gebrakan mereka luar biasa di usia yang relatif masih muda, berani menantang dan menatap dunia usaha tanpa ingin "mengemis" mencari pekerjaan.
Lihat saja kiprah Mayank Sari Kusuma Ningsih (32).

Ibu tiga anak ini rela meninggalkan karirnya yang sedang menanjak sebagai auditor di sebuah bank BUMN untuk memfokuskan diri membesarkan usaha terasa.booster, sebuah usaha rumahan membuat ASI booster, membantu ibu-ibu menyusui.

Mayank membuat ASI Booster berdasarkan pengalamannya sendiri karena dia adalah ibu tiga anak yang memberikan ASI ekslusifnya pada semua anaknya meski dulunya dia bekerja.

ASI booster dia buat karena saat ini kerap kali ibu menyusui mengeluh sulit memproduksi ASI dengan alasan ASI sedikit bahkan tidak keluar sama sekali.

Mayank lalu mengembangkan ASI booster dengan bahan baku daun kelor yang diolah menjadi minum siap saji. Prosesnya dibuat segar dan langsung dibekukan agar awet dan bisa langsung dikirim ke konsumen dan siap minum.

Mayank juga berencana ke depan akan membuka cabang lagi di Jakarta karena banyak konsumen dari luar kota yang rela beli jauh sehingga cukup besar beban pada ongkos kirim.

Ada juga Utari Yuslillah (23) , mahasiswa UIN Raden Fatah ini juga tidak kalah kreatif karena membantu orang tuanya membuat jamu tradisional menjadi jamu modern yang bisa dikonsumsi dengan mudah dan cepat namun juga tidak menghilangkan khasiatnya sendiri.

Utari membantu orangtuanya membuat inovasi minuman jamu yang bisa langsung diminum dalam bentuk botol siap minum seperti minuman soft drink sehingga anggapan jamu itu ribet, sirna. Jamu ini juga dibuat dalam bentuk teh sehingga bisa langsung diseduh seperti teh tinggal celup saja.

"Jamu tradisional tetap ada dan masih ibu jual di pasar, tapi saya dan saudara mengembangkan jamu dengan kemasan modern ini juga yang bisa dipasarkan lebih luas secara online sehingga bisa menjangkau pasar lebih luas," kata Utari.

Cerita UMKM kreatif juga datang dari Pamella Tri Arrylia yang umurnya baru 25 tahun. Guru kreatif kriya yang mengembangkan UMKM kriya dengan memanfaatkan limbah kayu sisa pabrik pengolahan kayu (panglong) yang dibuang kemudian diolah menjadi kerajinan miniatur Jembatan Ampera, buah tangan gantungan kunci, dan aneka kerajinan lainnya.

Pamella mengatakan limbah yang tidak dianggap dan cuma dibuang saja sebenarnya bisa membawa manfaat besar jika dimanfaatkan dengan baik.

Pamella juga memiliki bengkel sendiri yang juga terbuka bagi siswa SMK yang khusus memiliki mata pembelajaran kriya untuk membuat karyanya sehingga bisa mengasah kemampuan belajar.

UMKM kreatif lainnya yakni Lilik Hidayati Ningsih (25), wanita asal Sungai Rotan, Muara Enim ini berinovasi membuat beragam keripik dengan bahan tidak biasa seperti keripik daun sirih, keripik kangkung dan keripik lainnya.

Lilik juga membuat aneka keripik dengan bahan lainnya seperti keripik tahu, keripik jamur tiram yang dibuat dengan ciri khas tanpa penguat rasa sehingga aman dinikmati siapa saja.

"Kita juga mengajak ibu-ibu di sekitar saya untuk membuat keripik ini sehingga bisa diolah dan dinikmati masyarakat lebih luas sehingga bisa menambah penghasilan uang belanja ibu-ibu," kata Lilik.

Lilik senang karena produk yang dia buat menjadi satu-satunya produk yang bisa menembus pasar retail Indomaret di Muara Enim.

Produk yang dia buat juga dijual di pusat perbelanjaan dan oleh-oleh Muara Enim.

Lilik biasanya memproduksi 500 buah keripik tahu setiap minggu dan memproduksi 25 kg keripik jamur.

Lilik menjamin keripik yang dia buat tetap enak, gurih dan renyah meski tanpa MSG karena tetap menggunakan rempah berkualitas.

Pelaku UMKM khas Palembang lainnya Bunga Devia Anggraini (26) juga tidak kalah kreatif karena memasarkan produk kain tradisional Palembang secara online.

80 persen penjualan yang dia lakukan dilakukan online sehingga bisa menjangkau pasar lebih luas bukan cuma menjaring pasar di Palembang saja.

Baca juga: BRI Cari Talenta Terbaik dalam Rekrutmen Bersama BUMN 2022

Jangan Berhenti Berkreasi

Penasihat women's Crisis Center (WCC) Palembang Yeni Roslaini Izi takjub dengan apa yang dilakukan para perempuan muda bidang UMKM ini.

"Ternyata di Sumsel ini banyak perempuan muda yang hebat-hebat, ini seharusnya diekspos oleh media seperti Tribun agar masyarakat tau, perempuan itu bisa," kata Yeni yang didaulat menjadi juri KMA 2022.

Hal ini juga diakui oleh Isabella SIP, MSi, juri lainnya. Dosen komunikasi Universitas IGM Palembang mengakui apa yang dikembangkan oleh para perempuan muda, membangkitkan ekonomi masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain adalah luar biasa.

"Tinggal lagi bagaimana supaya usaha ini bisa terus maju, konsisten dan berkelanjutan, jangan sampai nanti tidak bertahan karena persaingan atau kendala yang menghadang. Jadi harus terus belajar, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam berusaha," katanya.

Yeni menambahkan, UMKM yang dikelola perempuan muda juga dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dan berkreasi. "Misalnya saya nih, basic nya saya gak suka minum jamu, karena baunya atau rasa pahitnya.

Nah ini tentu tantangan bagi Utari, bagaimana menembus pasar yang tidak suka jamu ini menjadi suka, jadi tidak hanya memenuhi kebutuhan orang yang suka minum jamu saja," kata Yeni memberi contoh. 

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkini