Berita Muratara

Warga Suku Anak Dalam di Muratara Mengeluh Harga Pakan Ikan Mahal, Kolam Terpalnya Mandek

Penulis: Rahmat Aizullah
Editor: Vanda Rosetiati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Adat Suku Anak Dalam di Desa Sungai Jernih, Japarin memberikan pakan ke ikan dalam kolam terpal milik mereka, Rabu (30/3/2022). Mereka Suku Anak Dalam mengeluhkan harga pakan ikan mahal.

TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Warga Suku Anak Dalam di Muratara mengeluh harga pakan ikan mahal.

Kolam terpal budidaya ikan milik warga Suku Anak Dalam di Desa Sungai Jernih, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), terancam tak berkelanjutan.

Ketua Adat Suku Anak Dalam di Desa Sungai Jernih, Japarin mengungkapkan kendala yang mereka hadapi dari budidaya ikan ini adalah mahalnya harga pakan.

"Harga makanannya mahal, kalau kata orang-orang itu besarlah pasak dari pada tiang, tidak sebanding," kata Japarin pada TribunSumsel.com, Rabu (30/3/2022).

Ia mengatakan, warga Suku Anak Dalam di Dusun 8 Desa Sungai Jernih ini sudah memiliki kelompok perikanan yang berdiri sejak tahun 2018 lalu.

Nama kelompok mereka adalah Suku Anak Dalam Maju dengan jumlah anggota 16 orang yang berstatus sebagai pemula.

Kelompok perikanan ini mendapat bantuan dari Pemkab Muratara melalui dinas terkait berupa kolam terpal, bibit ikan, dan pakan.

"Kami dapat kolam bulat besar, awalnya kami dapat bibit 10 ribu untuk 10 kolam, ikan patin sama lele," katanya.

Sayangnya, ikan kolam terpal yang mereka budidayakan ini nampaknya terancam tak berkelanjutan karena mahalnya harga pakan.

"Bantuan pakan dari pemerintah dulu sempat dikasih, sudah itu kami beli pakan sendiri. Sekarang harga pakan 350 ribu yang karung 30 kilo itu, tidak sanggup lagi kami beli," katanya.

Baca juga: Sosok Pemuda Tewas Tak Wajar di Lubuklinggau, Royal dengan Teman Tidak Neko-neko

Japarin menambahkan, dari yang awalnya ada 10 kolam kini tersisa dua kolam lagi berisi ikan patin.

Selama ini mereka sudah beberapa kali panen untuk dimakan sendiri dan dijual kepada warga yang membutuhkan untuk acara pernikahan.

"Sekarang tinggal dua kolam lagi, sudah beberapa kali panen, untuk makan, kadang dibeli orang untuk acara hajatan," kata Japarin.

Menurutnya, dalam budidaya ikan kolam terpal ini belum mendapat keuntungan, baru sebatas untuk makan sehari-hari.

"Kalau saya tidak mikir keuntungan dulu, yang penting saya bisa makan ikan itu, tidak ada lauk, bisa lauk ikan," ujarnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkini