TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Azazi tersangka pembunuh Joko Lelono (38) yang dipicu senggolan sepeda motor kini terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Kasubdit Jatanras Polda Sumsel, Kompol Agus Prihadinika melalui Kanit 3 Kompol I Putu Suryawan
mengatakan, tersangka terancam dijerat dengan pasal 338 atau 351 ayat 3 KUHP.
"Tersangka ini menyebabkan korbannya meninggal dunia," ujarnya, Selasa (8/3/2022).
Lanjut dikatakan, aksi pembunuhan di depan SPBU Simpang Bandara Jalan Letjen Harun Sohar Kecamatan Sukarami Palembang tersebut bermula dari perselisihan di jalan sehingga membuat tersangka gelap mata lalu menusuk korban dengan menggunakan pisau hingga tewas.
Berdasarkan pengakuan tersangka ke petugas, pisau tersebut sengaja dibawa untuk kemudian akan diasah di tempat kerjanya.
"Pisaunya sudah tidak bersama dengan tersangka, jadi masih kami cari. Tapi untuk barang bukti lain sudah kami amankan diantaranya helm dan sandal tersangka saat peristiwa itu terjadi," ucapnya.
Kronologi Kejadian
Azazi kini hanya bisa menyesali perbuatannya yang sudah menghabisi nyawa Joko Lelono (38) hanya karena dipicu bersenggolan sepeda motor.
Diketahui sebelumnya, korban tewas bersimbah darah tepat di depan SPBU Jalan Letjen Harun Sohar Kota Palembang.
"Sebenarnya bukan senggolan sama saya, tapi hampir senggolan sama kakak saya," ujarnya saat memberikan keterangan di Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel setelah berhasil ditangkap, Jumat (4/3/2022) malam.
Lanjut dikatakan, peristiwa pembunuhan itu bermula ketika Azazi bersama kakak dan adiknya sama-sama mengendarai sepeda motor di Jalan Letjen Harun Sohar, Rabu (2/3/2022) sore.
Kakak dan adiknya berada di satu motor yang sama, sedangkan Azazi mengikuti dari belakang dengan membawa motor seorang diri.
Mereka melaju dari arah lampu merah Simpang Bandara kemudian hendak berputar di belokan tak jauh dari SPBU.
Namun ketika sepeda motor yang dikendarai kakak dan adik dari Azazi hendak berputar arah, secara bersamaan melintas pula sepeda motor korban yang melaju lurus dari arah Asrama Haji.
Saat itulah kendaraan mereka nyaris bertabrak yang menurut keterangan Azazi juga dikarenakan korban membawa sepeda motor dalam kecepatan tinggi.
"Terus habis itu dia langsung jalan saja tanpa noleh-noleh lagi. Jadi dikejar sama kakak saya ujung-ujungnya mereka cekcok," ungkapnya.
Melihat ketegangan yang terjadi, Azazi mengaku awalnya dia hanya ingin menengahi.
Namun belakang malah dia yang naik pitam sebab korban terus mengelak saat disebut mengendari sepeda motor dalam kecepatan tinggi sehingga nyaris terjadi tabrakan.
"Di situ jadinya kami yang ribut. Makanya saya bilang ya sudah kamu minggir dulu. Terus kami lanjut ribut lagi (persis di depan SPBU TKP)," ucapnya.
Lantaran cekcok tak kunjung usai, Azazi lalu mengeluarkan senjata tajam yang sebelumnya memang sudah dia bawa.
Senjata itu lalu dia arahkan ke depan namun berhasil ditepis oleh korban.
Senjata itu justru mengenai lengan kiri Azazi hingga mengeluarkan darah.
"Awalnya saya tidak tahu itu kena ke tangan saya sendiri. Terus adik saya langsung meluk dari belakang, dia bilang sudah jangan ribut lagi ingat sama yang di rumah," ucapnya.
Namun bukannya mereda, emosi Azazi justru makin memuncak ketika menyadari lengannya mengeluarkan darah akibat tepisan oleh korban.
"Waktu saya tahu luka, saya langsung lepaskan pelukan adik saya. Terus langsung saja pak saya tikam dia di leher satu kali. Jadinya dia begitu," ujarnya.
Seketika, korban langsung tergeletak bersimbah darah.
Menyadari hal tersebut, Azazi bersama dua saudaranya bergegas pergi meninggalkan lokasi kejadian.
Dia mengatakan, sempat dikejar oleh beberapa rekan korban namun mereka berhasil melarikan diri.
"Setelah itu saya langsung pulang ke rumah," ucapnya.
Baca berita lainnya langsung dari google news.