3 Daerah di Sumsel PPKM Level 3

Palembang, Prabumulih dan OKU Terapkan PPKM Level 3, Sekolah Bisa Kembali Daring

Editor: Vanda Rosetiati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar ilustrasi. Terkait 3 daerah di Sumsel menjadi PPKM Level 3 mulai 15 Februari hingga 28 Februari 2022 maka Disdik Sumsel mengungkap pembelajaran kemungkinan bisa kembali dilakukan secara daring.

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Tiga daerah di Sumsel yakni Palembang, Prabumulih dan Ogan Komering Ulu (OKU) menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 yang berlaku 15-28 Februari 2022.

Di Kota Palembang kasus Covid-19 melonjak drastis menjadi 2.997 kasus aktif. Lantas bagaimana dengan penerapan kegiatan belajar mengajar .

Terkait PPKM Level 3 di Palembang serta dua daerah lainnya, Drs H Riza Fahlevi MM melalui Kabid SMA Disdik Provinsi Sumsel H Masherdata Musa'i SH MSi menjawab kemungkinan diberlakukannya kembali pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dalam jaringan (daring) terkait PPKM Level 3 di Palembang serta dua daerah .

"Untuk sementara ini kita sesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolahnya masing-masing.

Kalau sekolahnya masih aman, silahkan saja belajar tatap muka.

Tapi misalkan ada yang terpapar, misalkan sudah ada yang terkena covid, kita minta sekolah segera mengambil tindakan, sementara diliburkan dulu PTM. Lakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dulu," tegas H Masherdata Musa'i kepada Sripoku.com.

Masherdata yang juga Ketua Umum Lemkari (Lembaga Karate-Do Indonesia) Kota Palembang membenarkan jika pada dasarnya pihak Disdik tidak langsung "latah" melakukan PJJ dengan adanya pemberlakuan PPKM Level 3 di Palembang ini.

"Tidaklah (tidak latah). Tidak langsung. Karena kita lihat kondisi daerah juga.

Melihat kebijakan kota juga. Sepanjang mereka masih menganggap aman di sekolahnya, silahkan saja belajar," ujarnya.

Mantan Kadisdik Kabupaten OKI mengajak untuk bijaksana menyikapi hal ini dan prihatin jika nantinya terpaksa menggantikan PTM dengan PJJ.

"Kita sudah punya pengalaman selama ini namanya pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini kan sangat-sangat tidak efektif.

Artinya banyak dampak negatifnya," ujarnya.

Di samping anak itu tidak mampu menyerap mata pelajaran dengan maksimal, juga memang psikologis anak-anak terpengaruh dengan kondisi belajar jarak jauh.

"Makanya Alhamdulillah kita kemarin itu sudah diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka.

Artinya ini membuka peluang anak-anak untuk bisa aktif kembali. Bisa adaptasi kembali," kata mantan Sekretaris DPRD Ogan Ilir.

Halaman
12

Berita Terkini