"Tentu masih ada beberapa kecemasan terkait pelaksanaan Formula E, tapi kami berharap kecemasan-kecemasan ini tidak akan terjadi," ujarnya.
Anggara berharap Anies melaksanakan program ajang Formula E ini sesuai dengan aturan yang berlaku dan kaida prinsip good corporate governance.
Dengan begitu, potensi pelanggaran yang bisa terungkap di masa depan bisa dihindari.
"Kami berharap proses pelaksanaannya tetap menjunjung tinggi transparansi, jangan seolah olah tendernya tidak jelas seperti tiba-tiba ada pemenang, jangan sampai kasus ketidakjelasan feasibility study terulang kembali karena sampai saat hasil revisinya tidak pernah dipaparkan," tuturnya.
Terlebih, ada uang rakyat yang digunakan untuk menggelar Formula E. Jumlahnya pun tak sedikit, mencapai Rp560 miliar.
Anggaran yang diambil dari APBD DKI Jakarta ini digunakan untuk membayar commitment fee atau uang komitmen Formula E pada 2019 dan 2020 lalu.
"Kami harap program ini dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas, benar benar bisa menggerakan perekonomian Jakarta seperti janji manis Pak Anies. Karena uang yang sudah dikeluarkan begitu besar," kata Anggara.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Tentukan Pemenang Tender Formula E Tergesa-gesa, PSI: Kami Rasakan Stresnya Seorang Anies.