TRIBUNSUMSEL.COM, KLATEN - Kisah sejumlah pria obral sound systemnya di tepi jalan Yogyakarta-Solo, tepatnya di Desa Klepu, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten.
Penyedia jasa sound system itu terpaksa jajakan alatnya untuk membeli beras.
Dari pantauan di lokasi, tampak sejumlah penyedia jasa rental sound system memasang alat-alatnya di tepi jalan lintas tersebut.
Bahkan memasang spanduk bertuliskan '2 th ora tanggapan, dijual 1 sound untuk angsuran BRI karo go tuku beras' (2 tahun tak ada pentas, dijual 1 sound untuk angsuran BRI sama buat beli beras).
Alat-alat berupa speaker, mixer dan lainnya itu dipasang diatas sejumlah kendaraan pikap.
Disamping itu juga terlihat sejumlah karton yang telah ditulis oleh para pengusaha tersebut.
Adapun tulisan-tulisan tersebut satu di antaranya, dijual satu set sound untuk angsuran dan untuk beli beras.
Seorang pengusaha rental sound system, Herman (42) mengaku terpaksa menjual peralatan sound miliknya di tepi Jalan Yogyakarta-Solo lantaran tidak mendapatkan orderan selama pandemi COVID-19.
"Kita sebenarnya kalau dibilang mengeluh ya mengeluh, hampir satu setengah tahun tidak ada job.
Padahal kita kan butuh makan dan biaya untuk keluarga," ujarnya saat ditemui di sela-sela aksi tersebut.
Menurut Herman, selama tak dapat orderan selama pandemi COVID-19 angsuran dari sound system miliknya di bank tetap harus dibayar setiap bulannya.
"Apalagi kita masih punya pinjaman di bank, otomatis kita harus bayar terus kan, nah ini kita dipinggir jalan mau jual sound. Anggap saja usaha kita sudah bangkrut," jelasnya.
Ia menyebut, pada Senin siang terdapat 6 pengusaha jasa rental sound di Klaten yang ikut menjual alat-alatnya.
Kata dia, jika nantinya ada pembeli yang berminta dirinya bakal langsung menjual alat-alat sound miliknya tersebut.
Untuk biaya, dia mematok satu set peralatan sound system miliknya sebesar Rp 20 juta.