Saat usia lima tahun, ia sudah bisa mendalang.
Pada sekitar pertengahan tahun 1980an, Ki Manteb Soedharsono mencapai puncak ketenarannya dengan kepandaiannya memainkan boneka wayang (sabetan).
Baca juga: Dalang Ki Manteb Soedharsono Pancen Oye Meninggal Dunia, Dimakamkan dengan Prokes
la mampu menciptakan sanggit lakon yang berbeda dengan lakon-lakon konvensional serta mampu menuangkannya ke dalam garap pakeliran.
Dalam pementasannya, Ki Manteb Soedharsono berani memberikan inovasi-inovasi pada gending, lakon dan menampilkan bintang tamu sehingga pementasannya menjadi lebih segar.
Kecuali itu, dengan manajemen yang balk bisa menambah kesuksesannya.
Banyak lakon yang diciptakannya dan yang paling terkenal adalah lakon Banjaran Bima.
Selain itu atas kesuksesannya ini, Ki Manteb Soedharsono bisa mendapatkan berbagai penghargaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Baca juga: Kronologi Dalang Ki Manteb Soedharsono Meninggal, Kondisi Drop setelah Main Wayang lalu Swab Antigen
Cetak Rekor MURI
Dikutip dari Warta Kota, pada 4–5 September 2004, Ki Manteb Soedharsono membuat rekor dengan mendalang 24 jam tanpa henti dengan lakon Baratayudha.
Pertunjukannya ini bertempat di RRI Semarang, Jalan A. Yani 144–146 Semarang.
Berkat pementasannya ini, ia mendapatkan rekor MURI pentas wayang kulit terlama.
Hebatnya, meskipun telah mendalang selama 24 jam itu, dokter yang memeriksa kesehatan Ki Manteb Soedharsono setelah pentas menyatakan, kondisi Ki Manteb Soedharsono sangat prima.
Prestasi lain yang pernah diukir Ki Manteb Soedharsono adalah menjadi juara Pakeliran Padat se-Surakarta pada 1982.
Prestasi tersebut membuat namanya mulai menanjak.
Tahun 1995, Ki Manteb Soedharsono mendapat penghargaan dari Presiden Soeharto berupa Satya Lencana Kebudayaan.