Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 masih terjadi hampir diseluruh dunia.
Bahkan, Covid-19 ini telah terjadi mutasi baru.
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah mengklasifikasi jenis mutasi virus berdasarkan karakteristik yang ditimbulkan akibat mutasi.
Varian of concern ialah varian yang sudah ditetapkan sebagai varian yang mengalami perubahan karakteristik dari karakteristik semula yang berupa angka dan huruf seperti B117, B1357 B11281 atau P1.
Varian of interest, yaitu virus yang mengalami perubahan genetik namun karakteristiknya masih belum bisa dipastikan yaitu varian yang belum disebutkan sebelumnya.
"Dan yang menjadi catatan ialah perubahan karakteristik di setiap varian berbeda-beda," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (6/5/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Pada prinsipnya virus COVID-19 adalah salah satu bentuk virus RNA ( ribonucleid acid) yang secara alamiah jumlah kejadian mutasinya lebih banyak daripada jenis virus DNA (deoxyribonucleid acid).
Karenanya bentuk virus COVID-19 sebagai virus RNA sangat wajar jika kemunculan variannya berkembang sangat cepat saat ini.
"Virus tidak mengenal batas teritorial dan setiap negara saling terhubung. Oleh karena itu salah satu upaya mengendalikan varian virus, khususnya yang sudah pasti meningkatkan infeksi, adalah dengan mengatur mobilitas luar negeri," jelasnya.
Baca juga: Peserta yang Lolos Tes PPPK Langsung Kerja Hari Itu Juga Setelah Ttd Kontrak Berbeda dengan CPNS
Baca juga: Breaking News: MUI Sumsel Izinkan Salat Ied Berjamaah di Masjid dan Lapangan, Tetap Terapkan Prokes
Baca juga: Heboh Penyekatan Mudik di Perbatasan Bekasi - Bogor Dijaga Tank, TNI Beri Penjelasan
Jika mutasi virus dibiarkan, maka akan semakin banyak varian COVID-19 yang muncul dan berpotensi berdampak buruk dalam upaya pengendalian COVID-19.
Pembiaran terhadap mutasi virus, akan berdampak buruk pada meningkatnya laju penularan akibat terjadinya perubahan pada karakteristik virus dan akan juga merubah sifat bilogisnya.
Lalu, akan menurunkan efektifitas vaksin karena umumnya vaksin dikembangkan dengan jenis-jenis virus yang spesifik.
Selain itu dapat menurunkan akurasi testing karena lokasi-lokasi mutasi atau hotspot yang berbeda-beda pada setiap varian, sehingga dapat menurunkan kualitas PCR yang memiliki target mutasi virus yang spesifik.
"Potensi efek negatif ini sedang dipelajari lebih lanjut, dan semua temuan hasilnya akan diberitahukan kepada masyarakat," imbuh Wiku.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengetahui Dampak Mutasi Covid-19 yang Tidak Dikendalikan.