TRIBUNSUMSEL.COM - Alasan mengapa kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021), sulit dideteksi dijelaskan oleh mantan Komandan Korps Marinir, Letjen TNI Marinir (Purn) Nono Sampono.
Nono mengungkapkan kapal selam memang didesain untuk operasi senyap dalam tayangan Kompas Petang yang videonya diunggah, Jumat (23/4/2021).
Kapal selam akan sulit dideteksi keberadaannya meskipun dalam keadaan aktif.
"Dalam keadaan dia aktif saja 'kan sulit dideteksi, apalagi dalam keadaan bermasalah," ungkap Nono.
Baca juga: Perang Dingin, Narji Jawab Ketus Alasan Tak Pernah Pakai Cagur di Namanya Saat Bertemu Wendy
Ia pun menceritakan bagaimana kapal selam milik Rusia berhasl mendekati Kuba tanpa diketahui Amerika Serikat.
Berdasarkan hal tersebut, Nono mengatakan senyapnya kapal selam bisa menjadi kelebihan sekaligus kekurangan.
"Satu kapal selam Rusia, Uni Soviet bergerak ke arah Kuba, itu satu gugus armada Amerika pusing, mencari tidak ketemu," kisahnya.
"Nah, jadi ini satu pengalaman, menggambarkan betapa memang hebatnya, tetap sekaligus ya ini kelemahannya kapal selam."
"Karena dia memang sulit dideteksi walaupun dalam keadaan aktif sekalipun," imbuh dia.
Nono menambahkan, yang membuat kapal selam sulit dideteksi selain desainnya adalah karena tak memiliki black box (kotak hitam).
"Kalau pesawat terbang 'kan ada kotak hitamnya, kapal selam ini sangat sulit," katanya.
Lebih lanjut, Nono menuturkan pencarian semakin sulit karena di lokasi KRI Nanggala-402 hilang kontak terdapat palung berkedalaman 600-700 meter.
"Oleh karena itu ini menjadi persoalan kita, apalagi kita tahu di utara Bali kurang lebih 60 mil, vertical mile, ini bukan hal yang mudah. Ada palung di situ, kedalaman yang di atas 600, 700."
"Ini menjadi persoalan sendiri, apalagi kita tahu Nanggala 402 ini lebih dari 40 tahun bergabung dengan TNI AL. Jadi dalam usia yang relatif cukup tua menurut saya," bebernya.
Terkait proses penyelamatan diri jika terjadi sesuatu, Nono Sampono menyebut semua itu tergantung kondisi.