TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Jason Tjakrawinata (38) pelaku penganiayaan terhadap perawat inisial CRS di RS Siloam pada Kamis (15/4/2021) lalu, tidak dilakukan penangguhan.
Hingga saat ini, Jason masih ditahan di Rutan Polrestabes Palembang.
Ditemui di ruang kerjannya Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Tri Wahyudi mengatakan, penyelidikan kasus tersebut masih dilakukan bahkan sudah melengkapi semua berkas dan semua saksi sudah di periksa.
"Insyallah dalam waktu dekat kita akan lakukan tahap 1 ke JPU, dan hingga saat ini tidak ada kesulitan dalam penyelidikan," ujarnya Selasa (20/4/2021).
Ditanyai Tribunsumsel mengenai berkas laporan pelaku mengenai kasus penganiayaan dan perusakan, Kompol Tri menjelaskan berkasnya tetap dua dan tidak dijadikan satu.
"Korbannya ada dua begitu juga dengan laporannya berbeda," katanya.
Ia menjelaskan, istri pelaku sudah dipanggil pada hari Minggu (18/4/2021).
"Kita hanya periksa dia sebagai saksi," bebernya.
Disinggung mengenai apakah status istri pelaku akan ditetapkan sebagai tersangka, Kompol Tri mengatakan tidak.
"Dia hanya ada di TKP saat kejadian, dan dia kami periksa hanya sebagai saksi," tutupnya.
Sementara itu sebelumnya,
Setelah dianiaya orang tua pasien, Perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang akhirnya mencurahkan isi hatinya.
Saat itu CRS alias Christina Ramauli S Herman Deru.
Keadaannya setelah dianiaya JT pun ia ceritakan.
Kepada Herman Deru, Christina Ramauli S mencurahkan keadaannya pasca dianiaya oleh JT.
Saat itu JT kesal setelah mendengar aduan istrinya, Melisa soal tindakan Christina pada anaknya.
Baca juga: Disebut Dukung Penganiaya Perawat, Ratu Entok: Makanya Otak, Kuping, Jantung Kau Sinkronkan
Melisa semakin emosi saat melihat ada darah keluar setelah Christina mencabut infusan anaknya.
Melisa langsung menghubungi suaminya, JT.
Emosi melihat kondisi sang anak, JT langsung menganiaya Christina.
Video saat JT mengamuk pun viral di media sosial.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru lantas menghubungi Christina Ramauli S lewat video call.
"Gimana kondisi kamu ?
bapak lihat di TV di medsos kamu menjadi orang yang sangat diperbincangkan. tapi yang penting kamu tabah ya," kata Herman Deru.
Christina tampak menganakan masker dan baju garis biru corak putih.
"Iya pak," kata CRS.
Herman Deru lantas menanyakan kondisi Christina saat ini.
"Gimana lukamu? Katanya ada memar di kepala?" tanya Herman.
"Sudah berkurang, Pak, memarnya," jawab Christina.
"Rambut kena jambak, bekasnya di sini," katanya sambil menunjukkan bekas luka tersebut.
"Memar-memar, Pak," tambahnya.
Herman Deru lantas menerangkan bahwa JT sudah diamankan Polisi.
"Pihak kepolisian sudah menangkap pelakunya. Yang penting sekarang Christina tabah saja dan tetap konsentrasi ke penyembuhannya. Kita serahkan kepada pihak kepolisian," tegasnya.
Sementara itu Melisa masih menganggap bahwa tindakan Christina Ramauli S tak selayaknya dilakukan oleh perawat.
Melisa masih ingat betul perlakukan CSR kepada anaknya.
Menurut Melisa, perawat CSR memperlakukan anaknya dengan tak baik.
"Saya mau klarifikasi di sini, kejadian tersebut bermula karena adanya ketidak profesionalan seorang suster rumah sakit dalam melayani pasien.
Menurut saya sebagai orang tua bisa berakibat fatal, apalagi anak saya masih balita," ungkap Melisa dikutip TribunnewsBogor.com dari Sripoku.com.
Menurut Melisa, perlakuan perawat RS Siloam sudah tak mengenakan sejak awal.
Mulai dari nada bicara, hingga ucapannya saat menangani anak Melisa.
Dari nada bicaranya saja agak ketus saat menangani anak saya yang rewel,
juga nyeletuk 'Ini (anaknya) rewel terus, harusnya kalau siang jangan ditidurin jadi malem ngga rewel terus'.
Yah saya jadi tidak enaklah dengernya, kok bisa seorang suster tega ngomong seperti itu," kata Melisa.
Melisa mengatakan, cara perawat mencabut infus anaknya begitu kasar.
"Ternyata bener kejadian kan, udah dia nyabutnya kasar darah sampai kemana-mana di baju, lantai, kasur," kata Melisa.
Melisa mengaku malah disalahkan ketika banyak darah yang keluar.
"Eh, malah saya disalahin katanya, sebaiknya ibu-ibu jangan gendong anak," tuturnya.
Melihat yang terjadi pada anaknya, Melisa panik.
"Sebagai orangtua saya pikir wajar jika kita panik, apalagi setelah liat anak saya sampai keluar darah si suter itu tidak mau meminta maaf,
Masih ada bekas darahnya di baju, semua saya foto," kata Melisa.
Saat darah keluar, menurut Melisa perawat di RS Siloam hanya diam saja.
Ia baru mendapat penanganan ketika mengadukannya ke kepala perawat.
"Fatal darah itu, saya sampai ngadu ke kepala perawat baru ditangani darah tersebut di kasih plester,
Sama suster itu darah anak saya cuma ditutul-tutul aja pakai tissu toilet. Saya ga bohong saya berani bersaksi nanti di pengadilan," kata Melisa.
Melisa pun menyarankan agar RS Siloam memperbaiki pelayanannya.
"Saya minta pihak Rumah Sakit apalagi Rumah Sakit Siloam punya record sebagai rumah sakit bagus, pertimbangkan lagi kejadian ini jangan sampai terjadi ke pasien yang lain apalagi balita karena bisa membahayakan,"
"Menurut saya sikapnya sangat tidak profesional dan sangat tidak layak bekerja di rumah sakit manapun.
Harus dipertimbangkan suster itu jika diterima bekerja lagi," tutupnya.