Kisah di Makam Mbah Datuk Banjir Penggagas 'Lubang Buaya', Anjuran Khusus untuk Aparat yang Datang

Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makam Mbah Datuk Banjir Pangeran Syarif Hidayatullah di Cipayung, alim ulama pencetus nama Lubang Buaya, Jakarta Timur, Sabtu (17/4/2021).

"Setahu saya yang dilarang itu seragam aparat. Bukan enggak boleh, tapi dianjurkan jangan memakai seragam," imbuh dia.

Pantangan tersebut merupakan pesan Mbah Datuk Banjir Pangeran Syarif Hidayatullah sebelum meninggal dunia kepada keturunannya.

Tidak diketahui pasti alasan Mbah Datuk Banjir menetapkan pantangan.

Yanto menduga hal itu tidak lepas dari perjuangan leluhurnya sebagai pejuang saat mengusir penjajah.

"Mungkin karena terjadi perang, kekejaman segala macam dipesan seperti itulah. Kalau (pantangan ziarah) yang umum ya kan istilahnya kalau perempuan lagi datang bulan kan enggak boleh ziarah. Kalau di sini ya pantangan ketika ziarah enggak boleh pakai seragam atribut kedinasan aparat," ujarnya.

Sebagai pejuang kemerdekaan Mbah Datuk Banjir tidak hanya bekerja sama dengan alim ulama dari berbagai daerah yang dikenal memiliki kesakitan di luar nalar manusia.

Semasa hidup mbah Datuk Banjir mengajarkan ilmu bela diri kepada warga Lubang Buaya.

Kala itu Lubang Buaya masih berupa kampung, belum berstatus kelurahan sebagaimana sekarang di zaman modern.

Pun kebanyakan warga Lubang Buaya kala itu merupakan petani.

Perlawanan yang dipimpin Mbah Datuk Banjir Pangeran Syarif Hidayatullah cukup membuat kewalahan penjajah Belanda.

"Pernah ada yang aparat yang datang mau ziarah, sudah dianjurkan untuk melepas seragam tapi enggak mau."

"Akhirnya ada saja yang istilahnya kena yang kurang bagus. Seperti dia jalan masuk terus jatuh, benjol," tuturnya.

Dalam kasus lain, ada aparat merasa seolah-olah dirinya tenggelam saat masuk ke area makam karena mengabaikan pantangan untuk melepas seragam dinasnya.

Lalu ada peziarah yang merasa kakinya seperti terperosok ke dalam lantai karena menolak mengikuti pantangan sesuai permintaan Mbah Datuk Banjir.

"Kita kan sudah bilang baik-baik. Artinya apa salahnya, kalau memang kita enggak cocok (dengan pantangan melepas seragam dinas saat ziarah) ya pulang."

Halaman
1234

Berita Terkini