Saya sempat berbincang dengan Habib Muhammad Amin bin Sholeh bin Muhdor Al Habsyi, keturunan dari Habib Abdurrahman.
Habib Amin juga menjabat sebagai Khodim (pengurus dan pembantu maqam Habib Cikini).
Ia bercerita sepenggal sejarah terkait sosok Habib yang dihormati para peziarah itu.
Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi lahir di Kota Semarang, Jawa Tengah. Beliau keturunan dari Hadramaut, bangsa Yaman. Ia memiliki hubungan yang dekat dengan Raden Saleh, pelukis tersohor zaman Hindia Belanda.
Sebab, Habib Abdurrahman sempat menikah dengan adik kandung Raden Saleh bernama Syarifah Rogayah bin Husein bin Yahya.
Dari pernikahan itu, Abdurrahman tidak dikaruniai anak. Kemudian ia menikah lagi dengan perempuan asli Betawi bernama Hajah Salmah.
"Beliau nikah lagi kemudian mendapatkan anak bernama Habib Ali Kwitang dan Habib Abdulqadir," cerita Habib Amin kepada TribunJakarta.com pada Senin (12/4/2021).
Nama Habib Ali Kwitang di kemudian hari tak kalah populer dengan ayahnya sebagai penyiar agama Islam yang dihormati.
Menurut Habib Amin, Habib Abdurrahman sempat menuntut ilmu di Yaman dan balik lagi ke Indonesia untuk menyiarkan agama Islam.
Ia menyebarkan Islam ke sejumlah daerah. Di antaranya, Pulau Jawa, Madura, hingga Sulawesi.
Beliau juga memiliki banyak murid. Salah satu yang juga tersohor bernama Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad atau dikenal dengan Habib Kuncung yang makamnya berada di kawasan Kalibata.
Wafat Tahun 1879
Habib Abdurrahman wafat pada tahun 1879. Karena memiliki hubungan saudara, jasadnya dimakamkan di atas lahan milik Raden Saleh.
Kala itu, lanjut Habib Amin, lahan milik Raden Saleh sangatlah luas. Tanahnya mencakup Taman Ismail Marzuki, Apartemen Menteng Park sampai Rumah Sakit PGI Cikini.
Jasad Habib Abdurrahman kemudian dimakamkan di tempat itu sampai sekarang.