Bahkan, banyak peziarah yang datang untuk mandi dengan air bertuah itu.
Air itu pun bisa langsung diminum dari keran air tanpa harus dimasak.
Menurut Habib Amin, air hanya dimasak ketika menyeduh kopi atau teh.
Ia tak membatasi siapa saja yang ingin mengambil air bertuah itu.
"Sudah ratusan ribu jemaah yang minum. Setiap mereka ziarah pasti bawa. Ada yang bawa satu botol, satu galon, sampai 10 galon. Bahkan, bawa truk tangki pun silahkan," lanjutnya.
Sepenggal Kisah Habib Cikini
Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi atau dikenal dengan Habib 'Cikini' merupakan salah satu penyiar agama Islam yang tersohor di masa Hindia Belanda.
Makamnya dikeramatkan banyak peziarah sebagai wasilah atau perantara doa kepada Allah SWT sampai sekarang.
Letak makam keramat Habib Cikini tak jauh dari tepi Kali Ciliwung, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.
Bila memasuki Jalan Sekolah Seni dari Jalan Raden Saleh Raya, letak pintu masuk menuju makamnya bersebelahan dengan pintu masuk apartemen Menteng Park.
Letak area makam seluas hampir 1.500 meter itu memang agak menjorok ke dalam.
Saat wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas berkunjung ke sana, makam Habib Cikini berada di dalam sebuah bangunan yang tampak megah.
Bangunan berlantai dua itu terlihat seperti sebuah masjid dengan kubah di atasnya. Meski bukan masjid, para peziarah bisa melaksanakan salat di sana.
Saat masuk ke bagian dalam, saya melihat tiga makam yang disekat berada di sisi kiri ruangan.
Kala itu, suasana makam tampak disambangi sejumlah peziarah. Ada yang duduk bersila sambil membaca doa secara khusyuk. Ada juga yang berdoa sambil memeluk dan mencium nisan Habib Cikini.