Tim bulu tangkis Indonesia yang dipaksa mundur di All England mengundang reaksi keras dari Joko Suprianto, legenda pebulutangkis Indonesia.
Mantan ranking 1 dunia kategori tunggal putra era 1993 ini menyayangkan apa yang telah terjadi, khususnya kurang antisipasinya BWF.
Pasalnya, BWF tak bisa beraksi banyak akibat kebijakan otoritas kesehatan Inggris, NHS (national healthy service) yang memaksa langkah Indonesia terhenti di kejuaraan bergengsi tersebut.
Sialnya lagi, kebijakan memaksa mundur tim Indonesia justru terjadi setelah tiga andalan Indonesia telah bermain, yaitu dua ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan-Mohammad Ahsan, Kevin Sanjaya-Marcus Fernaldi Gideon, serta Jonatan Christie.
Ketiganya pun meraih kemenangan.
"Pertama keputusan itu telat. Seharusnya BWF koordinasi penuh dengan NHS soal kebijakan, jadi semuanya diberitahu sejak awal. Ini kurang antisipasi, padahal beberapa pemain sudah bertanding. Kedua, service judge di pertandingan Hendra-Ahsan melawan tuan rumah Inggris justru berasal dari tuan rumah. Ini tidak boleh, dan ketiga adalah fakta mengapa ada pemain yang satu penerbangan dengan tim Indonesia masih diizinkan bermain. Tiga hal ini perlu transparansi," ujar Joko kepada Warta Kota, Kamis (18/3/2021).
Joko pun mendukung langkah PBSI yang meminta kejelasan, dan keterbukaan.
Menurutnya, klarifikasi begitu penting dan mesti dilakukan dengan langkah-langkah terukur.
"Protes dan langkah tegas boleh, apalagi prosesnya lewat aturan-aturan yang tepat bagaimana antar lembaga sesuai dengan tupoksi masing-masing bisa meminta kejelasan soal ini. Pasti pihak Dubes kita juga nanti menjelaskan informasi resminya, berkaitan dengan otoritas dan kebijakan disana, dan kita tunggu," katanya.
Jika sudah ada transparansi, dan PBSI ingin mengambil langkah kebih lanjut, Joko menyarankan agar semuanya seiya sekata mencari keadilan.
"Perlu diketahui, BAC (badminton asia confederation) juga ada, dan PBSI bisa koordinasi juga supaya lebih kuat nantinya. Bagaimana pun, hal-hal seperti ini demi sportivitas dan kemajuan bulu tangkis itu juga," ujarnya.
Sebelumnya, kontingen Indonesia dipaksa mundur karena saat penerbangan dari Istanbul ke Birmingham, Sabtu (13/3/2021) lalu, terdapat satu penumpang yang terkena Covid-19 yang disebut telah berinteraksi dengan tim Indonesia.
Meskipun tim Indonesia seluruhnya dalam kondisi sehat dan negatif dari Covid-19, NHS justru mewajibkan Indonesia isolasi 10 hari di hotel dan dipaksa out dari turnamen All England. (WARTA KOTA/Rafsanzani Simanjorang)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sebut Atlet yang Dikarantina di Inggris Tak Diberi Makan, Istri Marcus Gideon: Untung Bawa Indomie, https://jakarta.tribunnews.com/2021/03/18/sebut-atlet-yang-dikarantina-di-inggris-tak-diberi-makan-istri-marcus-gideon-untung-bawa-indomie?page=all.
Penulis: Rr Dewi Kartika H
Editor: Elga H Putra