TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ayu Reni Lestari (45) tak kuasa menahan tangis setibanya ia di depan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Sumsel, Sabtu (27/2/2021).
Betapa tidak, ibu empat anak ini baru saja menjadi korban copet di angkot dan kehilangan uang sebesar Rp 500 ribu yang tersimpan di amplop dalam tasnya.
Uang itu merupakan sisa bantuan dari Baznas Provinsi untuk membantu pengobatan matanya yang mengalami putus saraf retina akibat menjadi korban tabrak lari beberapa tahun lalu.
Dengan mata kiri ditutup perban, perempuan berkacamata ini terus menangis sesegukan saat ingin melaporkan aksi pencopetan yang baru saja dialaminya pada aparat kepolisian.
"Kami ini orang tidak mampu, kok tega ada yang jahat. Uang itu sangat berharga buat kami," ujar Ayu seraya menangis terisak di depan pintu masuk SPKT Polda Sumsel.
Tak sendiri, Ayu juga turut membawa IC (8 tahun) anak bungsunya yang ia sebut menderita penyakit jantung sejak berusia 5 tahun.
Ayu mengatakan, pencopetan yang dialaminya terjadi ketika mereka berdua baru saja pulang dari kantor Baznas Provinsi untuk mengambil bantuan.
"Saya ini dari Baznas dapat bantuan Rp.1,2 juta. Sudah diterima sebagian dan tadi ngambil sisanya lagi Rp.500 ribu. Selain itu kami juga dapat bantuan sembako dan saya juga bawa berkas-berkas rumah sakit untuk berobat anak karena mau sekalian konsultasi. Jadi memang lagi banyak yang dibawa," ujarnya.
Setelah dari kantor Baznas, bersama anaknya, Ayu kemudian pergi ke Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang untuk melakukan konsultasi rutin bagi IC.
Selepas dari RSMH, ibu dan anak ini selanjutnya hendak pulang ke rumah dengan mengendarai angkot menuju ke Simpang Polda.
Rencananya perjalanan akan dilanjutkan dengan menggunakan Trans Musi dan akan transit beberapa lagi sampai tiba di kediamannya yang terletak di Jalan Husin Basri Kecamatan Sematang Borang Palembang.
Betapa kagetnya Ayu, ketika baru turun dari angkot di Simpang Polda dan mendapati uangnya sudah tidak ada lagi di dalam tas selempang yang ia kenakan.
"Saya mau bayar angkot, terus sadar uang Rp.500 ribu itu sudah tidak ada lagi. Padahal cuma itu uang yang sekarang saya punya," ujarnya yang masih tetap menangis sesegukan.
Baca juga: Maling di Rumah Tetangga, Remaja di Palembang Sempat Tidur di Plafon Rumah, Korbannya Ditusuk Pisau
Baca juga: Macet Panjang Depan Tol Palindra Indralaya, Truk Crane Nyangkut, Kendaraan Lewat Jalur Alternatif
Ia lantas teringat dengan seorang pria yang terus menunjukkan gelagat mencurigakan sebelum peristiwa mengejutkan itu terjadi.
Kecurigaannya jatuh pada seorang pria berusia diatas sekitar 40 tahun yang dikatakannya menggunakan kemeja putih bercampur merah.
Pria itu juga menggunakan topi dan terus membuntuti Ayu bersama anaknya mulai dari RSMH hingga menaiki angkot.
Beberapa kali orang mencurigakan itu terus mendekati IC yang duduk di sebelah Ayu
selama berada di dalam angkot dan terus bertanya kepada mereka seakan menaruh simpati.
Sempat merasa curiga dengan gerak-gerik pria tersebut, namun Ayu memilih untuk tak terlalu menghiraukannya lantaran banyaknya barang yang ia bawa saat itu.
"Astagfirullah, kalau memang benar orang itu, kok tega sekali dia ngambil uang saya. Padahal tadi kami sempat cerita-cerita. Saya ngomong kalau keluarga kami lagi banyak ditimpa musibah," tuturnya.
Dalam kesehariannya, Ayu bekerja serabutan dengan mengambil upah mencuci dan menyetrika pakaian tetangga untuk menghidupi anak-anaknya.
Suaminya sudah lama meninggal dan sejak saat itu ia harus berjuang seorang diri bagi buah hatinya.
Bukan mudah bagi Ayu untuk menjalani hal tersebut.
Tak lain lantaran kondisi anak bungsunya yang mengalami sakit jantung sejak kecil hingga kini, ditambah lagi Ayu yang harus menjalani beberapa kali tindakan operasi mata sampai beberapa kali.
"Uang itu mau saya pakai untuk biaya operasi mata lagi nanti hari Senin. Soalnya jadwalnya memang sudah ditentukan, tapi sekarang uangnya hilang," ujarnya.
Atas peristiwa yang dialaminya, Ayu kemudian membuat laporan di SPKT Polda Sumsel.