TRIBUNSUMSEL.COM, YOGYA – Kondisi Gunung Merapi Rabu (24/2/2021).
Gunung merapi luncurkan awan panas guguran pada pukul 06.31 WIB.
Dari catatan pengamatan BPPTKG Yogyakarta menunjukkan awan panas guguran tercatat di seismogram beramplitudo 31 mm dan durasi 88 detik.
Tinggi kolom tak teramati karena puncak tertutup awan cukup tebal.
Estimasi semantara jarak luncur sekira 800 meter mengarah ke hulu Kali Krasak dan kali Boyong.
Perkembangan terbaru aktivitas Merapi, Selasa (23/2/2021) malam muncul laporan penampakan titik api diam dari arah tenggara.
Titik api itu terlihat dari arah Dusun Balerante.
Namun laporan warga ini belum mendapatkan penjelasan dan klarifikasi dari BPPTKG Yogyakarta.
Sementara dua hari sebelumnya, BPPTKG Yogyakarta melaporkan perkembangan terbaru terjadinya luncuran lava pijar ke arah hulu Kali Sat di Kecamatan Srumbung, Magelang.
Guguran ke arah barat itu terjadi Minggu (21/2/2021) pukul 20.37, teramati lewat CCTV Tunggularum, Wonokerto, Turi.
Berdasarkan data seismogram, amplitude luncuran 30 mm, durasi 113 detik, jarak luncur sekira 1.000 meter.
ari-hari berikutnya, guguran ke arah barat ini makin intensif.
Pantauan Senin (22/2/2021) hingga Selasa (23/2/2021) dini hari, terjadi guguran besar ke arah hulu Kali Krasak dan Kali Sat.
39 kali gempa guguran
Setelah terjadi luncuran awan panas guguran Gunung Merapi Rabu (24/2/2021) pukul 06.31 WIB, aktivitas gunung belum menunjukkan perkembangan signifikan.
Visual cukup jelas dari kaki hingga lereng.
Sementara puncak Merapi tidak teramati karena berkabut atau diliputi awan.
Cuaca berawan dan mendung.
Angin bertiup sedang ke arah timur laut. Suhu udara 13-19 °C, kelembaban udara 75-79 %, dan tekanan udara 832-913 mmHg.
Volume curah hujan 7 mm per hari.
Sementara data laporan pengamatan Rabu (24/2/2021) periode pukul 00.00 hingga pukul 06.00, teramati tiga kali guguran lava pijar jarak luncur maksimum 700 m ke arah barat daya.
Kegempaan tercatat terjadi 39 kali gempa guguran beramplitudo 4-30 mm.
Durasinya antara 11-121 detik.
BPPTKG Yogyakarta masih merekomendasikan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan dan barat daya, meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Sat dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
BPPTKG mengimbau masyarakat tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Terkait awan panas guguran Rabu pagi, data Magma VAR (Volcano Activity Report) yang disusun petugas PGM Kaliurang, Rachmad Widyo Laksono, tercatat di seismogram beramplitudo 31 mm dan durasi 88 detik.
Tinggi kolom tak teramati karena puncak tertutup awan cukup tebal. Estimasi semantara jarak luncur sekira 800 meter mengarah ke hulu Kali Krasak dan kali Boyong.
Perkembangan terbaru aktivitas Merapi, Selasa (23/2/2021) malam muncul laporan penampakan titik api diam dari arah tenggara.
Titik api itu terlihat dari arah Dusun Balerante.
Namun laporan warga ini belum mendapatkan penjelasan dan klarifikasi dari BPPTKG Yogyakarta.
Sementara dua hari sebelumnya, BPPTKG Yogyakarta melaporkan perkembangan terbaru terjadinya luncuran lava pijar ke arah hulu Kali Sat di Kecamatan Srumbung, Magelang.
Guguran ke arah barat itu terjadi Minggu (21/2/2021) pukul 20.37, teramati lewat CCTV Tunggularum, Wonokerto, Turi.
Berdasarkan data seismogram, amplitude luncuran 30 mm, durasi 113 detik, jarak luncur sekira 1.000 meter.
Hari-hari berikutnya, guguran ke srah barat ini makin intensif.
Pantauan Senin (22/2/2021) hingga Selasa (23/2/2021) dini hari, terjadi guguran besar kea rah hulu Kali Krasak dan Kali Sat.
(Tribunjogja.com/xna)