TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA - Napal jaringan yang membentang selebar sungai di Desa Singapura Kecamatan Semidangaji Kabupaten Ogan Komering Ulu menjadi wahana bermain anak-anak sepanjang masa.
Penduduk setempat menyebutnya dengan nama napal jaringan karena bentuknya mirip dengan jaring (alat penangakap ikan para nelayan--red) yang membentang di permukaan sungai.
Panorama alam yang terbentuk dengan sendirinya bernama napal yakni kalsium karbonat atau batu lumpur yang mengandung sejumlah variabel tanah liat dan aragonit membentang dari bibir sungai hingga kesebarang sungai.
Kahadiran napal di permukaan sungai yang memotong Sungai Ogan di Desa Singapura ini bentuknya bergelombang dan menyisakan celah –celah dari satu napal ke napal lainnya.
Dari celah-celah napal ini mengalir air terjun yang sangat indah mirip ari terjun mini.
Di bagian hilir air tenang menyerupai kolam yang luas kolam pemandian alami tempat anak-anak bermain wahana air.
Air yang terjun dari celah-celah batu napal ini menampilkan panorama indah yang memanjakan mata dan menghadirkan hati yang damai.
Penaroma indah ini bisa juga dinikmati dari atas jembatan gantung yang membentang pas diatas air terjun mini napal jaringan Desa Singapura.
Jembatan gantung yang menghubungkan ke kawasan seberang ini sering dijadikan ajang adu nyali bagi anak-anak di pedesaan khususnya disaat air Sungai Ogan sedang pasang.
Bocah-bocah pemberani ini akan terjun bebas dari atas jembatan gantung sambil membawah ban mobil bekas, lalu menghanyut ke hilir melewati jeram yang terbentuk di celah-celah napal jaringan kemudian terjun ke bagian hilir yang airnya tenang dan berakhir bermain air di kolam alami yang airnya segar.
Obyek wisata alami yang belum tersentuh pembangunan ini memiliki beberapa spot foto yang bisa digunakan oleh pengunjung.
Mereka yang ingin berbasah-basah ria, hingga yang tidak ingin basah tetap bisa menikmati spot-spot tersebut dengan berswafoto dari atas jjembatan gantung.
Mantan Kepala Desa Singapura, Mat Azil (53) yang dihubungi awak media Jumat (22/1/2021) menjelaskan, napal jaringnya ini yang sudah ada sejak zaman dahulu kala ini merupakan berkah bagi masyarakat Desa Singapura Kecamatan Semidangaji.
Sebelum dibangun jembatan gantung, puluhan tahun yang lalu, napal jaringan ini merupakan alternatif tempat menyeberang menuju perkebunan warga di kawasan seberang.
Napal yang muncul dipermukaan Sungai Ogan ini bisa dimanfaatkan sebagai batu pijakan untuk meyeberang sungai.
Apalagi napal jaringan ini memotong arus sungai dan bentuknya datar sehingga memudahkan kaki berpijak dan melangkah.
Berkah lain dari napal jaringan yang memotong sungai ini menjadi spot warga untuk menangkap ikan, apabila musim ikan kecil atau dalam bahasa setempatnya “Ikan Mude Mudek---ikan kecil pulang—Red) maka napal jaringan ini akan dipenuhi oleg warga yang menangkap ikan.
Cara menangkap ikannya cukup praktis hanya dengan menadakan tanggguk atau tenggian (alat penangkap ikan menyerupai serok terbuat dari bambu atau jaring) maka ikan-ikan yang datang dari hilir sungai akan melompati napal jaringan .
Saat ikan-ikan kecil itu meloncat ke permukaan air, maka warga akan beramai-remai menangkapnya dnegan menggunakan alat penangkap ikan.
"Bila musim ikan mude mudek, warga bisa membawa ikan sampai atu ember penuh," kata Mat Azil yang menjabat Kades tahun 2002-2007.
Manfaat lain, adalah napal jaringan kini menjadi lokasi obyek wisata yang menawarkan panaroma yang indah dan banyak warga yang sengaja datang dari jauah-jauh hanya untuk berswafoto di Napal Jaringan yang indah. (sp/eni)