TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kecelakaan antara bus NPM BA 7210 NU Jurusan Jakarta- Kota Padang dengan sebuah sepeda motor yang ditumpangi tiga orang menggerkan warga Muaraenim.
Kecelakaan yang terjadi di depan Terminal Kota Muaraenim, Sabtu (19/12/2020) sekitar pukul 08.00 WIB mengakibatkan M Salbiyan (9) tewas terlindas Ban Bus NPM.
Informasi yang dihimpun, kecelakaan berawal ketika mobil bus NPM jurusan Jakarta - Padang yang sarat penumpang datang dari arah Palembang menuju ke Muara Enim.
Ketika tiba dilokasi kejadian tepatnya bundaran air mancur yang bersebelahan dengan terminal kota Muara Enim terjadi sengolan dengan motor yang dikemudikan Rivera Amelia (14) dan membonceng M Salbian (korban) dan ibunya Lastri (40) .
Motor itu melaju dari arah Pelitasari menuju pasar Muara Enim.
Akibat sengolan tersebut membuat seluruh penumpang motor terjatuh, yang menderita luka-luka lecet dan memar, sedangkan korban M Salbiyan menderita kepala dan tangan kanan hancur terlindas ban bus NPM serta meninggal dunia ditempat.
Pasca Kejadian Satlantas Polres Muaraenim langsung memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan informasi di lapangan.
Satlantas Polres Muaraenim akhirnya sudah menetapkan satu tersangka.
Kapolres Muaraenim AKBP Donny Eka Syahputra melalui Kasatlantas Polres Muaraenim AKP Desi Ariyanti membenarkan pihaknya sudah menetapkan tersangka terkait kecelakaan lalu lintas antara Bus NPM dan sepeda motor.
"Sementara sopir bus yang kami tetapkan tersangka," ujar AKP Desi ketika dikonfirmasi, Minggu (20/12/2020).
Pengakuan Sopir
Sopir Bus NPM yang terlibat kecelakaan sehingga mengakibatkan bocah 9 tahun yakni M Salbiyan wafat terlindas Bus NPM tujuan Kota Padang- Bukit Tinggi, sopir bus mengaku tak melihat motor korban.
Hal ini diungkapkannya saat ditemui Tribunsumsel.com,Sabtu,(19/12/2020).
"Saya tidak tahu kalau di samping bus ada motor, karena tidak terlihat di spion bus yang saya kendarai," ungkap Anto (33) sopir bus NPM BG 7210 NU Jurusan Padang-Bukit Tinggi.
Dikatakan Anto, bahwa peristiwa tersebut terjadi secara mendadak dan tak pernah ia sangka.
" Saya tadi berangkat lewat jalan TOL, biar lebih hemat waktu ,karena penumpangnya sudah full, makanya kami lewat kota, dan tiba-tiba saja peristiwa tersebut terjadi,
kalau saya tahu ada motor, pasti saya akan ngerem atau berhenti, saya benar-benar tidak melihat, semua terjadi dengan tiba-tiba,"katanya.
M Salbiyan Dimakamkan di TPU Pelita Sari
Kepergian bocah 9 tahun yakni M Salbiyan yang terlindas Bus NPM tujuan Jakarta-Kota Padang,
Keluarga Korban masih tak percaya bocah aktif tersebut akan pergi selama-lamanya.
Seperti yang diungkapkan oleh Meyza (35) bibi Korban mengaku tak menyangka bahwa keponakan kesayanganya tersebut akan pergi secepat itu.
" Setiap hari dia itu selalu dengan kami, di rumah neneknya di pelita sari,dia itu segala-gala bagi saya,teman di rumah,teman berantem, pokoknya kalau sudah minta sesuatu pasti merengeknya kekami,
kami memanggilnya Cibon alias Cino Kebon karena dia itu waktu kecilnya sangat putih, dan dia manggil saya kadang manggil bibi,kadang juga manggil buk Mey, " katanya.
Diceritakan Mey,bahwa jumat kemarin, korban merengek padanya untuk minta diantar ke masjid yang berlokasi di Pelita Sari untuk melaksanakan sholat jumat.
" Namun saya menyesal karena tidak mengantarnya,hari itu,suami saya lagi sakit pinggang jadi saya lagi mengurus suami yang lagi sakit,dan dia kami suruh naik ojek,
kami kasih dia uang untuk ongkos naik ojek ke masjid pelita sari,saya menyesal, karena tidak mengantar dia,sekarang cibon kami sudah tidak ada,kami tidak menyangka dia akan pergi secepat ini, dia masih sangat kecil,"katanya.
Hal senada juga dikatakan Mahmudin (40) suami Meyza,dikatakannya bahwa beberapa hari ini kelakuan korban memang sedikit aneh.
" Dia tidak pernah-pernah manjat pagun rumah, sudah beberapa hari ini dia manjat,padahal sudah diomongin jangan manjat nanti jatuh tapi dia tetap manjat, dia memang agak nakal,tapi nakalnya ya nakalnya anak-anak kecil,"tuturnya.
Selain itu lanjutnya beberapa hari yang lalu, keponakannya tersebut meminum kopi,hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.
" Sebelumnya ia minum kopi sampai habis,padahal sebelumnya,dia tidak pernah minum kopi, mungkin itu tanda-tanda ia kan pergi meninggalkan kami,hanya kami saja yang tidak menyadarinya, sekarang, rumah pasti akan sepi,karena tidak ada dia,kami sangat kehilangan dia,"katanya.
Dikatakannya bahwa ibu dan ayah Salbiyan sudah berpisah sejak lama.
" Jadi dia selalu main di rumah neneknya dan dengan kami,kami punya anak 1 yang juga sebaya dengan dia, dia ini anak bungsu dari lima bersaudara, dia dan kakaknya yang pertama laki-laki, tiga yang lainnya adalah perempuan,"katanya.
Korban a dimakamkan Sabtu,(19/12/2020) di TPU Pelita Sari.