Pengemis Tua Ini Nangis Tas Berisi Uang Miliknya Dijambret Pemuda, 'Uang untuk Beli Kain Kafan'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tas lusuh milik Kakek Makmur dijambret dua orang pemuda di Jalan Kartini Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

Ditemui Kompas.com di kediamannya Sujono mengatakan, terpaksa menjual blender bekas itu di pinggir Jalan Raya Magetan-Maopati karena tak lagi punya uang untuk membeli beras.

Pria yang berprofesi sebagai pedagang pentol keliling itu sudah tiga bulan tak berjualan.

Ia biasa berkeliling di kawasan Pondok Pesantren Al Fatah Temboro Magetan.

Kawasan itu kini ditutup karena menjadi salah satu klaster penyaberan virus corona baru atau Covid-19.

“Sudah tidak mempunyai uang untuk beli beras. Barang yang bisa dijual ya hanya blender,” kata Sujono saat ditemui di rumahnya, Rabu (20/5/2020).

Di rumah itu, Sujono tinggal bersama istri, anak, dan ibunya.

Rumah di Desa Pojok Sari itu merupakan milik ibunya yang sedang sakit.

Setelah kawasan Ponpes Al Fatah Temboro ditutup, Sujono beralih profesi sebagai pengumpul kayu bakar.

Ia dan istrinya mengumpulkan kayu dan bambu kering. Jika beruntung, mereka bisa mendapatkan dua ikat kayu bakar yang dijual keliling kampung.

“Kadang laku Rp 10.000 kadang hanya Rp 5.000. Kalau dari pagi hujan, maka kami tidak mempunyai penghasilan,” katanya.

Tak hanya menghidupi anak dan istri, Sujono juga merawat ibunya yang menderita diabetes.

Meski tergolong kurang mampu, Sujono mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Kepala Desa Pojok Sari, Kabupaten Magetan, Jawa Timur memastikan jika Sujono adalah salah satu penerima bantuan langsung tunai ( BLT) dari Dana Desa (DD).

Dia mengatakan, kepastian Sujono sebagai penerima BLT baru diterima Rabu (20/5/2020) ini.

“Penyaluran BLT baru besok. Jadwalnya baru dikirim oleh Bank Jatim,” ujarnya melalui pesan singkat Rabu malam.

Halaman
1234

Berita Terkini