Berita Kriminal

Isi Percakapan WA Pendemo yang Ditangkap Polisi Terkuak : Mau Bakar Kantor DPRD

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pembakaran

TRIBUNSUMSEL.COM - Polisi berhasil menggagalkan upaya sekelompok orang yang akan membakar gedung DPRD.

Seperti diketahui, sejumlah remaja dan mahasiswa diamankan dalam aksi unjuk rasa penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja di Kantor DPRD Pematangsiantar, Kamis (15/10/2020).

Dari hasil pemeriksaan, para remaja berniat bakar Kantor DPRD Pematangsiantar.

Di pelataran Unit Reskrim Polres Pematangsiantar, 19 remaja dan mahasiswa yang ditangkap menjalani pemeriksaan satu per satu.

Dari tangan mereka diamankan beberapa poster bernada provokatif dan umpatan terhadap wakil rakyat.

"Jadi di percakapan grup (WhatsApp) mereka ini, kita lihat ingin merusak Kantor DPRD. Ada niat membakar DPRD, ada yang ingin menyerbu, macam -macam lah," ujar Kasat Reskrim Polres Pematangsiantar AKP Edi Sukamto kepada wartawan.

Edi menyampaikan ke 19 mahasiswa ini akan menjalani pemeriksaan, termasuk tes urine terkait dugaan pengaruh narkotika.

"Nah, soal hasil tes urine coba tanya ke Kasat Narkoba ya," pungkasnya

Jurnalis hilang

Belasan Jurnalis Dilaporkan Hilang dan Tidak Bisa Dihubungi Usai Meliput Demo di Jakarta

Aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja berujung ricuh.

Tidak hanya ribuan peserta unjuk rasa yang dinyatakan hilang, akan tetapi ada belasan jurnalis yang juga dikabarkan menghilang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Pengacara LBH Pers Ahmad Fathanah.

Menurutnya, total ada 18 jurnalis yang menghilang dan tak bisa dihubungi usai liputan aksi unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Rinciannya, 17 dari 18 orang yang dilaporkan menghilang berasal dari pers mahasiswa (Persma).

Sementara itu, ada satu jurnalis media online merahputih.com bernama Ponco Sulaksono yang juga menghilang.

Namun berdasarkan informasi, jurnalis Ponco Sulaksono ikut ditahan bersama peserta unjuk rasa lainnya di Polda Metro Jaya.

"Persma kurang lebih 17 orang," kata Ahmad dalam keterangannya, Jumat (9/10/2020).

Selan itu, sejumlah jurnalis juga dikabarkan mengalami tindakan represif oleh oknum aparat penegak hukum.

Ada perlengkapan liputan yang dirampas, ada pula yang dirusak saat meliput aksi.

Salah satunya, memori kamera milik jurnalis Suara.com atas nama Peter Rotti.

Saat meliput aksi, memori kamera Peter dirampas karena diduga tengah merekam aksi pemukulan para peserta unjuk rasa.

Akibat kejadian itu, Peter juga sempat dapat tindakan kekerasan. Di antaranya diseret dan dianiaya hingga mengalami luka lebam.

"Selain itu, ada kasus HP wartawan CNNIndonesia.com, Thohirin diambil polisi," tandasnya. (*)

 (alj/tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Demonstran Berniat Bakar Kantor DRPD Pematangsiantar Ketahuan dari Pembicaraan di Grup WA

Berita Terkini