Berita Prabumulih

Kisah Perjuangan Pangdam IM Mayjen Hassanudin, Sejak Kecil Banting Tulang Bantu Ibu Cari Uang

Penulis: Edison
Editor: Wawan Perdana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kholifah menggendong cucu tegak di rumah keluarga Pangdam IM Mayjen Hasanuddin di Dusun 1 Desa Karangan Kecamatan Rambang Kapak Tengah kota Prabumulih, Rabu (7/11/2020).

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH-Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM) Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Hassanudin kini menjadi kebanggaan keluarga.

Semua tak menyangka, bocah kecil yang tadinya hidup susah dan miskin kini menjadi jenderal bintang dua.

Hassanudin lahir di Prabumulih, Sumsel.

Tribunsumsel.com, mengunjungi rumah Mayjen Hassanudin di Desa Karangan Kecamatan Rambang Kapak Tengah (RKT) Kota Prabumulih, Rabu (7/10/2020).

Kholifah yang merupakan bibi Hassanudin mengungkapkan, keponakannya itu sejak kecil hidup susah dan sangat miskin.

"Hasan itu kalau bahasa kami anak umang, dari kecil ditinggal ayah meninggal dan hidup miskin. Ibunya harus menghidupi empat anak dengan upahan merumput di ladang dan menebas," ungkap Kholifah.

Begini Kelanjutan Nasib Ahon, Bikin Gaduh karena Pakai Plat TNI AD Keliaran di Jalan Saat PSBB

Hasan bersama kakak sulungnya Mulyadi (sudah meninggal) dan dua adik perempuan terpaksa ikut banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Selama SD Hasan itu sering diejek dan disuruh temannya, namanya anak Umang bahasa kami atau anak yatim. Hasan itu pendiam tapi anaknya pintar dan tak banyak ulah," kenang sang bibi.

Kholifah menuturkan ayahnya Aziz meninggal dunia ketika Hasanuddin duduk dibangku kelas 4 SD Negeri 62 Desa Karangan Kecamatan RKT Prabumulih.

Sementara sang ibu Siti Una meninggal pada tahun 2012.

Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Hassanudin yang sekarang menjabat Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM), ternyata berasal dari Sumatra Selatan (Sumsel). (Serambi Indonesia)

"Hasan dan keluarga tinggal di rumah milik neneknya di sebelah rumah kami ini, dulu rumah panggung ini banyak tampalan sekarang sudah berapa kali direnovasi," tuturnya seraya menyebutkan rumah Hasan no 031 dusun 1 Desa Karangan Kecamatan RKT Prabumulih.

Setelah tamat sekolah dasar, Hasan lalu dibawa pamannya yang juga tentara untuk sekolah di SMP di Palembang.

Cerita Mayjen TNI Hassanudin Asal Palembang, Anak Penyadap Karet yang Pernah Berjualan Pempek

Ketika itu dirinya terpaksa banting tulang jualan gorengan, keripik, empek-empek dan lainnya untuk membantu keuangan selama sekolah.

"Hasan tu rajin, dio rela jualan gorengan, empek-empek, keripik saat sekolah di Palembang," lanjutnya.

Lalu saat SMA, mantan Asrena Kasad Mayor Jenderal TNI Hassanudin SIP MM bersekolah di SMA Negeri 6 Palembang hingga tamat.

"Dia dilarang oleh pamannya Ganjar Iman (dulu polisi sekarang anggota DPRD Prabumulih) untuk jualan," kata Kholifah.

Kholifah melanjutkan, Ganjar Iman saat itu pindah tugas menjadi anggota polisi di Bangka dan mengajak Hasanuddin.

Ketika itu Hasanuddin dikuliahkan sekolah PGSD dengan lama pendidikan satu tahun (D1).

Hasan yang dikenal pandai dalam bergaul kembali melanjutkan pendidikan D3 Kimia.

"Kalau pamannya Ganjar pengen dia jadi Guru, tapi pamannya tentara yang di Palembang ingin Hasan jadi tentara sesuai keinginan Hasan."

"Makanya kemudian diam-diam masuk mendaftar sebagai tentara, dia masuk secaba umum, sudah itu tidak lama daftar Akabri (Akmil) yang tiga tahun itu ialah lulus di Palembang," kenangnya.

Jadi Menterinya Jokowi, Akhirnya Prabowo Bisa ke Amerika Setelah 20 Tahun Dilarang Masuk

Kholifah menuturkan, kakak tertua Hasan telah meninggal dunia.

Sedangkan dua adik perempuannya yakni Nuriyah dan Rosita tinggal di Desa Karang Bindu Kecamatan RKT Prabumulih.

"Walau sudah jadi orang besar Hasan tidak lupa dengan keluarga, dia sering pulang dan sering ngajak keluarga ke Jakarta dan ke tempat dia tinggal, terakhir tahun kemarin ke Prabumulih reuni dengan teman SD nya," lanjutnya.

Berita Terkini