Kisah Sersan Mayor Maksum, Berkesempatan Naik Haji dan Umrah Gratis, Qori Terbaik di Satuan Kopassus

Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Kopassus Sersan Mayor Maksum saat menjalankan rutinitasnya di Gedung Pembinaan Mental Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (5/10/2020). Maksum merupakan seorang Qori dari anggota Kopassus yang telah banyak mengisi kegiatan keagamaan yang diselenggarakan pemerintah maupun Majelis Talim, dirinya belajar menjadi Qori selama 3 tahun. Tribunnews/Jeprima

Cuma benar tidaknya kita waktu itu belum tahu karena belum dikenalkan namanya ilmu tajwid. Setelah saya SMP kelas 2, baru diajari ilmu tajwid. Ilmu tajwid itu kan ilmu yang mempelajari tentang tata cara membaca Quran yang baik dan benar.

Anggota Kopassus Sersan Mayor Maksum saat menjalankan rutinitasnya di Gedung Pembinaan Mental Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (5/10/2020). Maksum merupakan seorang Qori dari anggota Kopassus yang telah banyak mengisi kegiatan keagamaan yang diselenggarakan pemerintah maupun Majelis Talim, dirinya belajar menjadi Qori selama 3 tahun. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Setelah kita pahami bacaan Quran sesuai dengan ilmu tajwid, guru saya berpesan agar dipraktikkan sehingga ilmu yang didapat itu tidak hilang.

Dan Alhamdulillah ilmu yang diajari guru saya itu tidak pernah hilang.

Bisa diceritakan sedikit sosok panutan Anda sejak kecil dalam membaca Alquran?

Memang kami orang Lombok itu punya panutan kepada Alim Ulama, kakeknya Tuan Guru Bajang (Gubernur Nusa Tenggara Barat). Beliau bernama Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul.

Beliau adalah ulama asli Lombok, dan beliau menuntut ilmu di Mekkah sampai tamat.

Bahkan saya pernah dengar cerita dari santri beliau, bahwa beliau punya nilai itu sampai 10 bintang 3 waktu tamat. Saking jeniusnya beliau.

Beliau setelah menuntut ilmu di Mekkah, kembali ke Indonesia tapi tidak langsung ke Lombok. Beliau saat itu ke Banten, menuntut ilmu bersama Presiden RI pertama Soekarno. Dia kemudian balik ke Lombok lalu mendirikan pesantren.

Bagaimana sosok Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul menginspirasi Anda?

Kebetulan kami masyarakat Lombok itu menjadikan beliau sebagai panutan. Apa yang menjadi nasihat dan wejangan dari beliau, itu kami laksanakan.

Dan bahkan saya sendiri sebagai orang yang bukan santri beliau, setiap Jumat dulu selalu hadir untuk mendengarkan ceramah beliau.

Bahkan ada salah satu santri beliau memperkenalkan saya kepada beliau, kepala saya ini sampai distampel sama beliau, waktu itu saya belum jadi TNI.

Anggota Kopassus Sersan Mayor Maksum saat membaca ayat suci Alquran di Gedung Pembinaan Mental Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (5/10/2020). Maksum merupakan seorang Qori dari anggota Kopassus yang telah banyak mengisi kegiatan keagamaan yang diselenggarakan pemerintah maupun Majelis Talim, dirinya belajar menjadi Qori selama 3 tahun. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Setelah jadi TNI saya diminta datang lagi ke sana, dibawa sama santri beliau. Di sana saya distampel lagi sama beliau.

Kalau bahasa kita, stampel itu sama dengan doa, sama dengan restu, dan tidak semua bisa seperti itu. Sampai-sampai santri dia itu bilang ke saya, kalau sudah sampai beliau seperti itu, insyaallah kamu akan jadi orang besar.

Menurut Anda, bagaimana negara Indonesia sebagai seorang anggota TNI?

Halaman
123

Berita Terkini