Setahun belum juga tertangkap hingga dirinya melanjutkan saat jadi Direktur Resnarkoba Polda Sumsel.
"Sampai saya berkoordinasi dengan pusat dan siapapun yang menangkap tidak masalah. Asalkan dia sudah tertangkap," kata Heri.
Heri menjelaskan, Sumsel menjadi sasaran bandar karena tempatnya strategis dan juga banyaknya permintaan.
Untuk tahun 2020 semester 1 pihaknya sudah mengungkap 2.319 kasus dengan 24.088 orang tersangka, yang mengamankan barang bukti 31 ganja, 62 kg sabu dan 31 ribu butir pil ekstasi.
Baru semester pertama saja, sudah sangat menyedihkan.
Berbagai modusnya yang digunakan agar barang mereka bisa lolos.
Wilayah Sumsel juga sangat menarik, selain memiliki jalur yang strategis karena jalur perlintasan juga bisa menjadi daerah potensi untuk penyebaran.
"Masyarakat tidak malu mempertontonkan berjoget meski disekitar dilihat anak kecil. Karena sudah menggunakan narkoba dan itu ditiru anak-anak kecil ketika besar yang melihat halnya," ungkapnya.
Hal ini tidak dapat lepas dan sepertinya sudah menjadi budaya.
Bila ada pesta harus menyewa organ tunggal dan lanjut memutar musik remix.
Pengamat Politik, Sosial dan Budaya Bagindo Togar menyebut, budaya memutar musik remix dan menggunakan narkoba bukan budaya Sumsel.
Togar menjelaskan, Sumsel ini sangat mudah dalam menerima nilai- nilai agama.
Tetapi, jeleknya juga sangat kompromi dengan yang jelek.
Ketiga narasumber itu sepakat, semuanya harus tetap bersama-sama memberantas narkoba. Tidak bisa, hanya segelintir orang atau aparat hukum saja.
Kaya Instan