Ledakan di Beirut Lebanon

Lampu Menara Eiffel Ikon Negara Prancis Dipadamkan setelah Ledakan Dahsyat di Beirut Lebanon

Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menara Eiffel di Paris, Perancis.

TRIBUNSUMSEL.COM - Ledakan di Beirut pada Selasa (4/8/2020) membuat seluruh dunia tercengang.

Beberapa negara menunjukkan aksi solidaritas mereka bagi warga Beirut yang tengah berkabung.

Di Prancis, ikon paling terkenal di dunia, Menara Eiffel, pun turut menunjukkan solidaritasnya dengan mematikan lampu.

Mengutip Independent, pada Rabu sebelumnya, lilin dinyalakan di luar basilika Sacre Coeur, Paris Rabu (5/8/2020) lalu sebagai peringatan atas insiden ledakan dahsyat di Beirut.

Donald Trump Deklarasikan Darurat Nasional TikTok, Beri Waktu 45 Hari ke TikTok untuk Lakukan Ini

Puluhan orang melakukan aksi unjuk rasa di kawasan pemerintahan di Beirut, Lebanon pasca ledakan dahsyat pada Kamis (6/8/2020). (Global News (Youtube))

Gerakan simplik serupa juga dilaporkan dilakukan di tempat terkenal seperti Piramida Giza, Mesir dan Burj Khalifa, Dubai.

 

Ibu Kota Beirut yang hancur menyisakan ratusan penduduk kehilangan tempat tinggal mereka.

Banyak orang masih mencari keluarga dan korban yang selamat dari ledakan besar itu.

Sangat Mencekam, Ambulans Mondar Mandir, Mahasiswa Indonesia Rasakan Ledakan Mengerikan di Beirut

Macron Janjikan Mobilisasi Bantuan untuk Lebanon

Kantor Presiden Emmanuel Macron mengatakan, Prancis akan mengirim 55 personel keamanan ke Lebanon dan 6 ton peralatan kesehatan.

Sementara, sekitar 10 dokter darurat juga akan terbang ke Beirut.

"Perancis selalu berada di sisi Lebanon dan rakyat Lebanon. Kami siap membantu tergantung pada kebutuhan yang diungkapkan oleh pemerintah Lebanon," ujar Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian, seperti dilansir Reuters, Rabu (5/8/2020).

 

Unjuk Rasa di Beirut Pasca Ledakan

Diberitakan sebelumnya, puluhan orang melakukan aksi unjuk rasa di kawasan pemerintahan di Beirut, Lebanon pascaledakan dahsyat pada Kamis (6/8/2020).

Demonstrasi anti-pemerintah ini berujung bentrokan antara pasukan keamanan dengan massa.

Petugas berwajib menghujani massa dengan gas air mata di sekitar kawasan tersebut.

Puluhan orang ini mempersoalkan ledakan yang terjadi di area pelabuhan Beirut, Selasa (4/8/2020).

 

Sejumlah gedung, bangunan, dan kendaraan hancur berantakan terdampak ledakan dahsyat yang terjadi sehari sebelumnya di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020) pagi waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/Patrick Baz (AFP/Patrick Baz)

Dikutip dari BBC, pemerintah menyimpulkan musibah terjadi karena 2.750 ton amonium nitrat disimpan secara serampangan.

Adapun bahan yang biasa digunakan untuk pupuk dan juga rentan meledak itu disimpan di gudang pelabuhan selama 6 tahun, terhitung dari 2013.

Banyak warga Lebanon yang menilai ledakan tidak lain disebabkan kelalaian pemerintah.

Dua Pejabat Lebanon Mengundurkan Diri

Selain itu, sejak bencana ini terjadi terdapat dua pejabat pemerintahan yang mengundurkan diri.

Anggota parlemen Marwan Hamadeh mengundurkan diri pada Rabu, sementara itu Dubes Lebanon untuk Yordania Tracy Chamoun sehari setelahnya.

Tracy mengatakan bahwa di masa bencana dibutuhkan pergantian kepemimpinan baru.

Sebelumnya pada Kamis, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengunjungi Beirut dan mengatakan Lebanon perlu perubahan besar dari pemerintah.

Dia juga meminta penyelidikan internasional atas bencana tersebut.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Ika)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Solidaritas untuk Korban Ledakan Beirut, Lampu Menara Eiffel Dimatikan

Berita Terkini