Bukan Tusukan 4 Kali, Dokter Ahli Forensik Ungkap Kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah Yodi Prabowo (26) dimakamkan pihak keluarga di TPU Wakaf Rempoa, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (11/7/2020).

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA -- Banyak yang meragukan kesimpulan ternyata editor Metro TV, Yodi Prabowo adalah bunuh diri.

Dokter ahli forensik pun menjelaskan perihal tersebut.

Salah satu yang diragukan dan dirasa janggal terutama oleh pihak keluarga Yodi adalah kalau memang bunuh diri mengapa banyak luka?

Soal keraguan ini, Dokter Ahli Forensik RS Polri Arif Wahyono menjelaskan alasan banyaknya luka tusuk di tubuh Yodi Prabowo.

Menurut Arif Wahyono secara teori bila seseorang berniat bunuh diri ia akan melakukan percobaan.

"Secara teori bahwa orang sebelum melakukan bunuh diri melakukan percobaan pembunuhan dulu, kalau nyeri sakit mau coba lagi tanggung deh," kata Arif Wahyono dikutip dari tayangan Breaking News Metro TV.

Dalam kasus editor Metro TV Yodi Prabowo, tusukan pertama di dada meleset dari paru-paru.

Dengan begitu menurut Arif Wahyono, Yodi Prabowo masih memiliki kemampuan untuk melakukan penusukan ulang.

"Dalam kasus ini beliau meleset kena bawah paru-paru aja, itu bagian bawah paru-paru masih punya kemampuan lagi tanggung motong ke atas, potongan ini (leher) tidak terlalu dalam tidak terkena pembuluh darah utama hanya kena tenggorokan aja, jadi sebab matinya bukan karena pendarahan tapi karena sesak napas," jelas Arif Wahyono.

Menurut Arif, editor Metro TV Yodi Prabowo berharap tusukan keempat bisa mengakhiri hidupnya.

Namun tusukan itu tak juga membuat nyawa Yodi Prabowo berakhir.

"Seharusnya beliau berharap yang keempat yang dalam itu beliau selesai, namun sayangnya ndak selesai karena yang kena bawahnya paru-paru bagian bawah lalu beliau coba ke atas," kata Arif Wahyono.

Kandungan Amphetamin Jadi Pemicu Bunuh Diri

Arif Wahyono membenarkan soal kandungan amphetamin di tubuh editor Metro TV Yodi Prabowo.

Pengaruh amphetamin menurut Arif, bisa mendorong Yodi Prabowo melakukan bunuh diri dengan luka tusuk yang bertubi.

"Efek dari amphetamin orangnya jadi jingkrak-jingkrak kemana-mana dan punya tenaga lebih sampe napas lebih kuat, mungkin saja bisa seperti itu," kata Arif Wahyono.

Di sepanjang jalan di mana Editor Metro TV Yodi Prabowo pulang sebelum ia terbunuh ternyata tersebar banyak kamera CCTV. Total ada lebih dari 20 CCTV di Jalan Srengseng Raya, Ulujami Raya, dan Jalan Panjang. (kolase)
Halaman
1234

Berita Terkini