Perjalanan Karir Pemain Sriwijaya FC, Sandrian Awali Karir di Tarkam Hingga Operasi Jelang Kompetisi
TRIBUNSUMSEL.COM - Penyerang anyar Sriwijaya FC Sandrian mengaku memaksimalkan waktu bersama keluarganya tercinta di Taipa, Palu Utara, Sulawesi Tengah selama kompetisi diliburkan.
"Iya bang aku sibuk. Bantuin bapak sama ngasuh keponakan di kampungku ini," ucap Sandrian dengan dialeg khasnya.
Striker yang sempat berpetualang menjadi striker Tarkam (Tarikan Kampung) mengaku terkadang merasa jenuh selama pemberlakuan social distancing guna menekan penyebaran wabah covid-19 virus corona ini.
"Di rumah juga kadang suka jenuh bang, karena kita gak bisa keluar jauh-jauh dari rumah juga karena covid ini.
Apalagi di Palu banyak yang ODP bang, makin meningkat juga covid yang ada di Palu sini.
Jadi kita takut-takut juga keluar rumah bang jauh jauh," kata pemilik kostum nomor punggung 10.
"Harapan buat covid ini bang, semoga cepat berakhir, biar bisa kumpul barang teman-teman dan pelatih, kangen latihan bareng sama teman-teman juga, dan semuanya yang ada di team SFC lha pokoknya," kata Sandrian sempat diterima menjadi anggota Satpol PP.
Guna melepas kepenatannya dan mengobati kerinduannya bermain sepakbola, Sandrian rupanya bisa menyalurkannya dengan bermain bola dengan teman di kampungnya.
"Inilah kumpul barang keluarga, teman, kegiatannya seperti di kampungku kalau sore banyak anak-anak latihan bola bang, yah ikut gabung latihan juga game-game gitu bang," pungkasnya.
Seperti diketahui pesepakbola kelahiran Palu (Sulteng) 5 November 1993 ini menjalani operasi usus buntunya jelang Sriwijaya FC mulai digelarnya laga ujicoba Februari 2020 lalu.
Eks pemain Persik Kediri ini baru diberikan kesempatan tampil pada laga ujicoba ketiga babak kedua saat menjamu Tim Pertamina RU III pada laga persahabatan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Rabu (12/2/2020).
Sekadar informasi, Sandrian yang mulai bermain dengan si kulit bundar dari masa kecil kelas 6 SD sekitar tahun 2005 mengikuti jejak sang ayahnya, Tuslin Lasenpe yang mantan pemain Persisam Samarinda divisi II kala itu.
Pada saat duduk di bangku SMP di tahun 2008, sulung dari empat bersaudara yang dilahirkan oleh ibundanya Norma Hukuma Lamaka ini ikut Liga Pelajar Indonesia (LPI).
Selepas tamat SMA tahun 2011, ia pun sering ikut dalam pertandingan sepakbola di kampungnya Taipa (Palu Utara) dan kerap masuk babak semifinal (4 besar). 2011 vakum, Sandrian ikut tes Pol PP di Kota Palu.